
20 Kekayaan Intelektual Indonesia Ikuti Hong Kong International Licensing Show 2021
Moneter.id
–
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala
Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mengapresiasi 20
pemilik kekayaan intelektual (KI) asal Indonesia yang mengikuti ajang Hong Kong
International Licensing Show 2021 (HKILS 2021).
Ke-20 pemilik KI yang terpilih
mengikuti HKILS 2021 ini adalah Tahilalats, Garudayana, Komik Ga Jelas, Emak
Matic, Manguni Squad, Gugug!, Ghosty’s, dan Mintchan. Serta Si Juki,
Bumilangit, Dudu, Kareem & Khaleel, Damn! I Love Indonesia, Maple Haven,
Fun Cican, Ghost Parade, Where is My Cat?, Warganet Life, Meng, dan Niion.
Sandiaga mengatakan 20 pemilik KI ini
telah mengikuti seleksi ketat melalui proses kurasi yang dilaksanakan oleh
Kemenparekraf/Baparekraf dan sejumlah kurator profesional dalam program
Katapel.
Melalui program ini, ke-20 pemilik KI
tersebut juga difasilitasi untuk ikut serta dalam Hong Kong International
Licensing Show 2021 yang dilaksanakan pada 11-15 Januari 2021.
“Melalui program ini, kita ingin
mempromosikan kekayaan-kekayaan intelektual asli Indonesia ke dunia
internasional,” kata Sandiaga dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (12/1).
Selain itu, Sandiaga mengungkapkan
partisipasi ke-20 pemilik KI Tanah Air dalam HKILS 2021 ini merupakan bentuk
inovasi dan kolaborasi antara Kemenparekraf/Baparekraf dengan pelaku industri
kreatif lokal.
“Dengan kolaborasi yang terjalin
antara pelaku ekonomi kreatif dan pemerintah serta dengan menciptakan
inovasi-inovasi baru dalam berkarya, kita bisa membangkitkan kembali sektor
ekonomi kreatif di Indonesia,” katanya.
Sementara, Deputi Bidang Pemasaran
Kemenparekraf/Baparekraf, Nia Niscaya, menambahkan selain melakukan seleksi
pemilik kekayaan intelektual, program Katapel yang dilaksanakan oleh
Kemenparekraf/Baparekraf juga memperkenalkan karya dari para pemilik kekayaan
intelektual Indonesia dengan para calon pembeli yang berasal dari berbagai
belahan dunia. Nia mengatakan fasilitasi ini diharapkan dapat meningkatkan
nilai tambah dari kekayaan intelektual lokal yang diharapkan bisa menjadi salah
satu alternatif ekspor Indonesia.
“Basis industri kreatif sangat
mengandalkan kekuatan kapitalisasi kekayaan intelektual untuk mendapat nilai
tambah ekonomi. Saat situasi pandemi seperti ini, ekonomi kreatif khususnya
dalam aspek komersialiasi kekayaan intelektual bisa menjadi alternatif bagi
kita untuk meningkatkan nilai ekspor,” kata Nia.
Sementara itu, Direktur Pemasaran
Ekonomi Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf, Yuana Rochma Astuti, menuturkan Hong
Kong merupakan salah satu hub ekonomi penting di Asia karena letak geografisnya
yang strategis. Selain itu, Hong Kong juga salah satu pasar komersialisasi
kekayaan intelektual terbesar di dunia.
“Kami berharap melalui program ini
ekonomi kreatif nasional berbasis kapitalisasi kekayaan intelektual atau
penjualan lisensi karya bisa bersaing di pentas global sehingga bisa mendorong
peningkatan ekspor dan produk domestik bruto ekonomi kreatif,” ujar Yuana.