
Laba bersih Petrosea tahun 2020 naik 3,54 persen
Moneter.id
– PT
Petrosea Tbk (PTRO) mencatatkan laba bersih senilai US$ 32,279
juta sepanjang tahun 2020. Capaian ini meningkat 3,54% dibanding akhir tahun sebelumnya
yang sebesar US$ 31,175 juta.
Berdasarkan keterangan resmi emiten jasa konstruksi
migas dan batu bara ini di Jakarta, Rabu (31/3), perseroan juga membukukan
total pendapatan sepanjang tahun 2020 tercatat sebesar US$ 340,68
juta atau turun 28,57% dibanding tahun 2019 yang tercatat sebesar US$
476,44 juta.
Namun, beban usaha langsung tercatat
sebesar US$ 265,82 juta atau turun 32,91% dibanding akhir tahun 2019
yang tercatat sebesar US$ 395,31 juta. Sehingga, laba kotor turun 7,7% menjadi
US$ 74,866 juta.
Menariknya, beban pajak final turun 67,24% menjadi US$
3,038 juta dibandingkan tahun 2019 sebesar US$ 9,257 juta. Sedangkan pada sisi
ekuitas tercatat sebesar US$ 231,44 juta atau tumbuh 8,9% dibanding
akhir tahun 2019 yang tercatat sebesar US$ 212,56 juta.
Adapun total kewajiban tercatat sebesar US$
298,24 juta atau turun 11,83% dibanding akhir tahun 2019 yang tercatat
sebesar US$ 338,48 juta. Hasilnya, aset perseroan tercatat sebesar US$
529,68 juta atau turun 3,99% dibanding akhir tahun 2019 yang tecatat
sebesar US$ 551,04 juta.
Kemudian arus kas diperoleh dari aktivitas operasi
tercatat US$ 107,46 juta atau tumbuh 16,3% dibanding akhir tahun 2020 yang
tercatat US$ 92 juta. Belum lama ini, perseroan mengantungi kontrak dari
PT Pusat Sarana Baruna (PSB) untuk layanan jasa logistik.
“Perseroan dan PSB adalah perusahaan terafiliasi
dengan pemilik penerima manfaat yang sama,” kata Direktur Petrosea, Meinar
Kusumastuti.
Perjanjian ini terkait dengan penyediaan layanan jasa
logistik untuk kepentingan perseroan di wilayah Balikpapan yang berlokasi di
Interport Business Park dengan tujuan untuk membangun sinergi yang kuat antar
perusahaan afiliasi. Di mana, jangka waktu perjanjian adalah 12 bulan.
“Perjanjian ini akan berdampak positif pada
keberlangsungan usaha perseroan dan meningkatkan sinergi antara
perusahaan,”ujar Meinar.
Pada tahun 2021, Petrosea menganggarkan dana belanja
modal atau capital expenditure (capex) sekitar US$ 100 juta. Di mana, mayoritas
penggunaan capex untuk menopang proyek jasa pertambangan di Kideco Jaya Agung,
termasuk di dalamnya untuk mempertahankan volume produksi di tambang tersebut.
Selain itu, anak usaha PT Indika Energy Tbk (INDY) ini akan menggunakan dana
belanja modalnya untuk lini bisnis engineering, procurement, & construction
(EPC).
Perseroan juga mengalokasikan belanja modal di tahun
depan untuk ekstensifikasi bisnis, dalam hal ini memperkuat digitalisasi di
segala lini bisnis perusahaan.