Moneter –
PT Wijaya Karya Beton Tbk. (WTON) atau Wika Beton telah mencatatkan kontrak
baru Rp3,28 triliun sampai dengan Agutus 2021. Jumlah tersebut naik signifikan
53% dari periode yang sama tahun lalu yakni sebesar Rp2,14 triliun.
Sekretaris Perusahaan Wika Beton, Yuherni Sisdwi
mengatakan, proyek pada sektor infrastruktur masih menjadi kontributor terbesar
sebesar 76,13%, disusul proyek di sektor properti sebesar 13,56% dan sisanya
berasal dari sektor energi, tambang, dan industri masing-masing menyumbang
sebesar 9,36%, 0,16%, dan 0,79%.
“Sementara itu, perolehan kontrak baru yang terbesar
berasal dari Swasta sebanyak 67,78%, disusul oleh Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) sebesar 18,49%. Selanjutnya, induk WTON, yakni PT Wijaya Karya (Persero)
Tbk (WIKA) berkontribusi sebesar 10,90%, diikuti oleh pemerintah dengan porsi
2,83%,” ucapnya, Kamis (9/9/21).
Katanya, proyek-proyek besar yang mendukung kinerja
WIKA Beton tersebut di antaranya adalah Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Kawasan
Industri Terpadu Batang, Tanggul Pengaman Pantai NCICD, Jalan Tol Serpong-
Balaraja, Pengaman Muara Sungai Bogowonto, RDMP Balikpapan, Tol Cinere-Jagorawi
Seksi 3, Tol AP Pettarani, Pembangunan Sarana & Prasarana Konstruksi
Layang, PLTU Sulut-1 Binjeita, dan lainnya.
Pada semester I-2021, WIKA Beton berhasil mencatatkan
omzet kontrak sebesar Rp2,51 triliun hingga akhir Juni 2021. Jumlah tersebut
naik 74% dibanding periode yang sama di 2020 yakni sebesar Rp1,44 triliun.
Selain itu, pendapatan tercatat senilai Rp1,25 triliun
atau turun 32,63% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp1,86 triliun.
Namun, laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik
entitas entitas induk tumbuh 3,68% menjadi Rp37,99 miliar pada semester I/2021
dari Rp36,64 miliar pada semester I/2020.
Adapun, salah satu penopang kenaikan laba disebabkan
oleh pemulihan nilai instrumen keuangan senilai Rp71,43 miliar berbanding
terbalik dengan beban pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp133,65 miliar.
Dilihat dari kontribusi top line, pendapatan dari produk putar mengalami penurunan sebesar
22,29% secara tahunan menjadi Rp536,91 miliar dan produk nonputar turun 26,55%
menjadi Rp522,42 miliar.
Sementara itu, pendapatan jasa WTON turun 35,19%
menjadi Rp94,26 miliar dan konstruksi turun 67,13% menjadi Rp105,61 miliar.
Tahun ini, perseroan
mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 567 miliar. Adapun capex akan digunakan
untuk kebutuhan pengembangan pabrik existing.