Moneter –
PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) atau Bukalapak mencatat pendapatan sebesar Rp 521
miliar di kuartal IV 2021. Capaian ini meningkat sebesar 29% dari tahun
sebelumnya. Pendapatan FY21 juga tumbuh sebsar 38% dari tahun sebelumnya
menjadi Rp 1,9 triliun.
Tulis perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, Minggu
(17/4/2022), pendapatan Mitra Bukalapak pada kuartal IV/2021 naik sebesar 334%
menjadi Rp 321 miliar, meningkat 56% dibandingkan 3Q21, sementara pendapatan
pada FY21 untuk Mitra Bukalapak tumbuh sebesar 311% menjadi Rp 818 miliar.
“Kontribusi Mitra Bukalapak terhadap pendapatan
perseroan meningkat dari 18% pada 4Q20 menjadi 62% pada 4Q21,” tulis perseroan.
Kemudian pada periode FY21, rasio beban operasional
terhadap TPV turun menjadi 2,6% dibandingkan di periode yang sama pada tahun
sebelumnya sebesar 3,6%. Pada periode 4Q21, beban operasional menurun sebesar
3% yoy.
Sedangkan pada periode FY21, beban operasional hanya
meningkat 2% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya,
dikarenakan berbagai inisiatif baru yang diluncurkan oleh Bukalapak. Rasio
biaya operasional terhadap TPV menurun dari 3,0% pada 4Q20 menjadi 2,3% di
4Q21.
Margin kontribusi Bukalapak yang dihitung sebagai laba
kotor dikurangi beban penjualan dan pemasaran terhadap TPV, menunjukkan
peningkatan dari -0,3% pada FY20 menjadi -0,2% terhadap TPV di FY21.
Margin kontribusi Marketplace Bukalapak terhadap TPV
Marketplace meningkat dari -0,1% di FY20 menjadi 0,1% di FY21, sementara margin
kontribusi Mitra terhadap TPV Mitra membaik dari -1,0% di FY20 menjadi -0,5% di
9M21.
Dari sisi EBITDA, perseroan sukses menekan kerugian EBITDA pada
FY21 6% lebih baik dibandingkan periode yang sama di tahun lalu, dengan rasio
kerugian EBITDA terhadap TPV yang membaik menjadi 1.3% di FY21, dari 1.9% pada
periode yang sama tahun lalu.
Bukalapak mampu menekan kerugian operasionalnya
sebesar 7% menjadi Rp 1.709 miliar di FY21 dari Rp 1.838 miliar pada FY20. Pada
FY21, kerugian bersih Perseroan meningkat sebesar 24% menjadi Rp 1.676 miliar
dari Rp 1.349 miliar pada FY20 karena Perseroan mendapat kredit pajak sebesar
Rp 483 miliar pada FY20.
Di samping peningkatan efisiensi yang diiringi dengan
pertumbuhan yang kuat, Bukalapak juga memiliki permodalan yang kuat dengan
posisi kas perseroan sebesar Rp 24,7 triliun pada akhir Desember 2021.
Selanjutnya, total processing
value (TPV) perseroan di kuartal empat berhasil tumbuh sebesar 29% dan pada
tahun 2021 (FY21) tumbuh 44% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya
menjadi Rp 34,7 triliun dan Rp 122,6 triliun pada FY21.
Pertumbuhan TPV perseroan didukung oleh
peningkatan jumlah transaksi sebesar 26% dan kenaikan sebesar 14% pada Average Transaction Value (ATV) sepanjang tahun 2020 (FY20)
sampai dengan FY21.
Sebanyak 73% TPV perseroan berasal dari luar daerah Tier 1 di
Indonesia, di mana penetrasi all-commerce dan
tren digitalisasi warung serta toko ritel tradisional terus menunjukan
pertumbuhan yang kuat.
Mitra Bukalapak merupakan penggerak utama pertumbuhan
perseroan; dimana TPV Mitra pada 4Q21 dan FY21 masing-masing
bertambah sebesar 90% menjadi Rp 16,2 triliun dan 146% menjadi Rp 56,2 triliun
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.