
Pendapatan XL Axiata Naik 8 Persen di Kuartal I/2022
Moneter –
PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) mencatat kenaikan pendapatan 8% atau sebesar
Rp6,75 selama kuartal I/2022. Perseroan juga berhasil meraih laba bersih
sebesar Rp139 miliar.
Kata Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian
Siswarini, pencapaian tersebut antara lain sebagai hasil dari upaya
meningkatkan pengalaman pelanggan dan digitalisasi yang didukung oleh
peningkatan kualitas jaringan secara berkelanjutan.
"Peningkatan pengalaman pelanggan kini menjadi
salah satu fokus utama kami dalam meningkatkan kinerja perusahaan," kata Dian
di Jakarta, Selasa (10/5/2022).
Dian bilang, strategi ini dipandang sebagai cara
terbaik untuk menghadapi kompetisi bisnis yang terus berlangsung ketat,
daripada merespons persaingan tarif layanan.
Diketahu, hingga akhir Maret 2022, total jumlah BTS 2G
dan 4G XL Axiata mencapai lebih dari 133 ribu unit dari sebelumnya 94 ribu di
akhir Maret 2021, dengan BTS 4G meningkat menjadi lebih dari 83 ribu. Area yang
terlayani jaringan 4G juga bertambah menjadi sebanyak 460 kota/kabupaten.
Perseroan juga berhasil melakukan penutupan BTS 3G
lebih cepat dibandingkan operator lainnya, dimana di akhir Maret 2021 jumlah
BTS 3G sebanyak 52 ribu hanya tersisa sebanyak 4.566 BTS di Maret 2022 ini dan
diharapkan bisa dituntaskan semuanya di kuartal II/2022.
Terus meningkatnya kekuatan jaringan XL Axiata
tersebut searah dengan tingkat penggunaan layanan data yang lebih tinggi oleh
pelanggan. Selama periode 3 bulan pertama di 2022, trafik data XL Axiata
meningkat pesat hingga naik 34% yoy
dari 1.391 Petabyte menjadi 1.857 Petabyte.
Dari sisi neraca, perusahaan tetap mampu menjaga
posisi neraca dalam posisi sehat dan terkendali, meskipun jumlah utang
meningkat di kuartal pertama 2022 secara yoy.
Tercatat, utang kotor meningkat 12% yoy
dan utang bersih meningkat 16% yoy.
Free Cash Flow (FCF) berada pada tingkat yang sehat, dengan meningkat sebesar
59%, ke angka Rp1,94 triliun.
Untuk rasio utang bersih terhadap EBITDA juga masih
baik mencapai 2,7x. Perusahaan tidak memiliki utang berdenominasi dolar AS.
Sebesar 81% dari pinjaman yang ada saat ini berbunga mengambang dan
pembayarannya masih dapat dikelola hingga dua tahun ke depan.