Moneter –
PT PLN (Persero) membutuhkan dana segar sebanyak Rp17,96 triliun untuk
mewujudkan rasio elektrifikasi 100 persen dan menghadirkan energi berkeadilan
bagi seluruh masyarakat di Indonesia.
“Rasio elektrifikasi saat ini telah mencapai 99,5
persen,” kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, Rabu (15/6/2022).
Rinciannya, kata Darmawan, untuk wilayah Jawa, Madura,
dan Bali sebesar Rp2,03 triliun; Sumatera dan Kalimantan Rp9,93 triliun; serta
Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua Rp6 triliun.
Saat ini, PLN telah melakukan aksi korporasi sebesar
Rp196,8 miliar untuk mendukung terciptanya rasio elektrifikasi 100 persen di
Indonesia.
Pada 2023, PLN akan mendapatkan suntikan dana dari
pemerintah melalui penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp10 triliun. Dana
tersebut akan digunakan untuk mendorong rasio elektrifikasi nasional hingga ke
angka 100 persen.
“Akan dialokasikan sebanyak Rp2 triliun untuk
mengoptimalkan pasokan listrik di Jawa, Madura, dan Bali dengan pembangunan
infrastruktur,” kata Darmawan.
Kemudian, PNM sebanyak Rp4,5 triliun akan dialokasikan
untuk membangun transmisi yang menghubungkan PLTA ke daerah terpencil di
Kalimantan.
PLN juga menganggarkan Rp3,5 triliun untuk membangun
pembangkit energi baru terbarukan berbasis PLTMH, PLTA dan PLTMG, dan transmisi
yang menghubungkan kelistrikan di wilayah terpencil.
"Kehadiran PMN ini hadir sebagai pengejawantahan
keadilan, di mana PLN membangun infrastruktur energi di seantero Nusantara,
terutama daerah tertinggal, terpencil dan merupakan pengejawantahan kedaulatan
RI di perbatasan antarnegara," ujar Darmawan.