MONETER – PT Bank BTPN Tbk meraih laba bersih setelah pajak (konsolidasi) yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,68 triliun di semester I-2022. Raihan ini tumbuh 2 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,64 triliun.
“Pencapaian
ini merupakan hasil dari strategi kami yang senantiasa mengedepankan prinsip
kehati-hatian dalam penyaluran kredit sekaligus memanfaatkan momentum pemulihan
ekonomi nasional," kata Plt Direktur Utama Bank BTPN, Kaoru Furuya belum
lama ini.
Bank
BTPN mencatat peningkatan pertumbuhan kredit pada segmen korporasi yang tumbuh
sebesar 22% (yoy) dan adanya peningkatan
pada kredit syariah sebesar 11% (yoy),
sehingga total kredit yang disalurkan Bank BTPN per akhir Juni 2022 mengalami
peningkatan sebesar 10% (yoy) ke posisi
Rp149,26 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp135,57 triliun.
Selain
itu, perseroan juga mencatatkan peningkatan aset sebesar
11% (yoy), dari Rp175,93 triliun pada
semester I-2021 menjadi Rp195,47 triliun pada semester II-2022.
Perseroan
juga dapat menjaga kualitas kredit tetap baik, seperti tercermin dari rasio gross Non-Performing Loan (NPL) yang
berada di level 1,35%, menurun jika dibandingkan dengan tahun lalu sebesar
1,46% dan masih relatif rendah dibanding rata-rata industri yang tercatat
sebesar 3,04% pada akhir Mei 2022.
Dari
sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), Bank BTPN tercatat meningkat sebesar 7% (yoy) dari Rp96,64 triliun pada akhir Juni
2021 menjadi Rp103,17 triliun pada akhir Juni 2022.
Hal
itu disebabkan oleh meningkatnya saldo dana murah atau Current
Account Saving Account (CASA) sebesar 38% (yoy)
dari Rp28,28 triliun menjadi Rp38,93 triliun, sehingga rasio CASA meningkat
dari 29,3% menjadi 37,7%, sementara time deposit
mengalami penurunan sebesar 6% (yoy)
menjadi Rp64,24 triliun.
Bank
BTPN juga berhasil meningkatkan pendapatan bunga bersih sebesar 2% (yoy) menjadi Rp5,72 triliun pada paruh
pertama tahun ini, dari periode yang sama tahun lalu Rp5,59 triliun.
Peningkatan
tersebut dikontribusikan oleh pertumbuhan kredit dan penurunan beban bunga
sebesar 9% (yoy) menjadi Rp1,7 triliun
dari Rp1,88 triliun dengan meningkatnya saldo CASA serta menurunnya suku bunga
time deposit.
Namun
di sisi imbal hasil (yield) terjadi
penurunan sehingga berdampak pada lebih rendahnya marjin bunga bersih atau NIM
dari 6,76% pada kuartal II-2021 menjadi 6,34% pada kuartal II-2022.
Bank BTPN juga
menjaga rasio likuiditas dan pendanaan berada di tingkat yang sehat, dengan liquidity coverage ratio (LCR) mencapai
181,3% dan net stable funding ratio (NSFR)
121,3% pada posisi 30 Juni 2022. Perseroan mencatat rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 25,2%.