MONETER – Platform peer to peer (P2P) lending PT Doeku Peduli Indonesia, dilirik oleh beberapa institusi financial technology (fintech) baik lokal maupun internasional untuk melakukan kolaborasi bisnis.
Kata Direktur PT Doeku Peduli Indonesia, Hendra
Dwisejoputro, perseroan jika melakukan merger
harus memilih partner yang memiliki
jaringan internasional dan pengalaman Advance Technology.
“Alhasil, kedua perusahaan akan menghasilkan sinergi
dengan kelebihan kekuatan masing-masing dan kedepannya menambah laba, value perusahaan dan daya saing
perusahaan,” ucapnya, Jumat (5/8/2022).
Beberapa group perusahaan yang intens melakukan
komunikasi seperti, perusahaan finansial terbesar dan terkemuka di Singapura,
kemudian ada juga institusi finansial yang sahamnya sudah tercatat di papan
bursa saham NASDAQ, dan salah satu perusahaan FMCG lokal terbesar.
"Saat ini kami masih mempertimbangkan beberapa
aspek untuk memilih kolaborasi yang terbaik, dalam arti yang dapat memberikan
kontribusi maksimal terhadap pengembangan bisnis dan peningkatan value dari perusahaan kami, baik secara
fundamental maupun jaringan bisnis yang kemungkinan bisa didapatkan Doeku,
sebagai hasil apabila terjadi merger
nantinya," ujar Hendra.
Ia berharap kedepannya Doeku mengembangkan
Blockchain Technology. Blockchain Technology bisa memberikan solusi dengan
mendukung skema pinjaman peer to peer
(P2P) lending. Dalam mekanisme
pinjaman ini, individu atau perusahaan dapat langsung meminjamkan uang kepada
orang lain dan mendapatkan keuntungan dari bunga pinjaman.
“Beberapa hal yang menarik dari teknologi blockchain
yaitu dengan general ledger, yaitu
kemampuan untuk mencatat detail transaksi,” jelas Hendra.
Jelasnya, blockchain mampu menyimpan kerahasiaan
data dengan kemampuan menyembunyikan identitas peminjam maupun pemberi
pinjaman. Blockchain juga memiliki tingkat keamanan yang tinggi sehingga
transaksi tidak dapat diubah oleh siapapun tanpa melalui persetujuan
(konsensus).
"Dengan teknologi blockchain, peminjam bisa
mudah meminjam tanpa proses yang berbelit-belit. Dari sisi pemberi pinjaman,
mendapatkan jaminan pembayaran tepat waktu sehingga tidak was was dalam
melakukan investasi di sektor peminjaman online," jelas Hendra.
Platform P2P lending yang telah berijin penuh (fully licensed) dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan dimiliki 99% sahamnya oleh PT Hensel Davest Indonesia Tbk
(HDIT) ini mencatat peningkatan pesat dalam disbursement
penyaluran pinjaman dana modal kerja kepada UMKM yaitu sebesar Rp63.525.000.000
di tahun buku Desember 2021 atau naik 13,2% dibandingkan dengan penyaluran
pinjaman tahun 2020 yaitu sebesar Rp4.834.500.000.
Sedangkan catatan kuartal II Juni tahun 2022, disbursement
modal kerja sudah mencapai Rp37.072.500.000 atau naik 58,3% yoy. Untuk laba kotor tahun buku 2021,
Doeku mencatatkan peningkatan sebesar 25,8% yaitu Rp7.849.011.908 dibandingkan
dengan laba kotor tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp303.540.512. Sedangkan untuk
kuartal II-2022, laba kotor Doeku tercatat sebesar Rp5.029.250.640.