MONETER – Indonesia dan negara Persatuan Ekonomi Eurasia (EAEU) sepakat meluncurkan perundingan Indonesia-Eurasian Economic Union Free Trade Agreement (I-EAEU FTA). Perundingan ini merupakan salah satu upaya Indonesia dalam memperluas pasar ekspor ke negara-negara di kawasan Eurasia yang terdiri atas Rusia, Armenia, Belarusia, Kazakhstan, dan Kyrgyzstan.
Perundingan ini resmi diluncurkan oleh Menteri
Perdagangan Zulkifli Hasan dan Anggota Dewan Kementerian Perdagangan EAEU
Andrey Slepnev pada Senin (5/12/2022) dan ditandai dengan penandatanganan
'Joint Ministerial Statement on the Launching of Negotiation for IEAEU Free
Trade Agreement'.
Mendag Zulkifli Hasan mengungkapkan, peluncuran ini
menjadi momentum bersejarah untuk meningkatkan hubungan bilateral Indonesia dan
EAEU ke tingkat yang lebih tinggi. Selain itu, upaya ini dilakukan sebagai
salah satu strategi perluasan pasar yang lebih proaktif melalui pemanfaatan
peluang di negara-negara mitra dagang nontradisional.
“EAEU adalah Kawasan dengan perekonomian yang kuat
dan potensi pasar yang besar di wilayah Eurasia utara, dan Indonesia memandang
EAEU sebagai mitra dagang yang penting,” kata Mendag Zulkifli Hasan.
Kata Mendag, inisiatif perjanjian dagang ini
mencakup perdagangan barang, aturan untuk memfasilitasi perdagangan, serta
kerja sama ekonomi. “Perjanjian yang disepakati harus berperan sebagai mesin
pertumbuhan, produktivitas, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan
kesejahteraan,” ungkapnya.
Dari analisis kelayakan yang telah dilakukan kedua
pihak pada 2021, perdagangan Indonesia dan EAEU menunjukkan sifat komplementer.
Persetujuan ini diproyeksikan untuk meningkatkan kesejahteraan, pertumbuhan
ekonomi, dan peningkatan ekspor Indonesia ke EAEU.
“Dengan pertimbangan tersebut, merupakan kebahagiaan
bagi saya untuk meluncurkan perundingan Perjanjian Perdagangan Indonesia dan
EAEU bersama dengan Menteri Andrey Slepnev. Saya mengajak Menteri EAEU untuk
memberikan dukungan terbaik kepada tim perunding agar dapat menyelesaikan
perjanjian perdagangan ini dalam waktu dua tahun sejak dimulainya negosiasi,”
tutup Mendag.
Sementara itu, Menteri Andrey Slepnev menyampaikan,
Indonesia merupakan mitra strategis bagi EAEU di Kawasan Indo-Pasifik.
“Banyaknya perubahan yang dihadapi negara di dunia dengan adanya transformasi
teknologi, penting untuk membangun suatu kerangka kerja sama yang kuat dalam
membantu pelaku usaha demi kesejahteraan masyarakat di EAEU, maupun Indonesia,”
imbuhnya.
Diketahui, EAEU memiliki populasi sekitar 183 juta
jiwa dan produk domestik bruto (GDP) per kapita USD 11,249. Pada 2021, total
perdagangan Indonesia-EAEU tercatat sebesar USD 3,3 miliar. Pada periode
tersebut, ekspor Indonesia ke EAEU tercatat sebesar USD 1,5 miliar sedangkan
impor Indonesia dari EAEU sebesar USD 1,8 miliar.
Komoditas ekspor andalan Indonesia ke EAEU pada 2021
adalah minyak kelapa sawit dan fraksinya; minyak kelapa (kopra), kernel kelapa
sawit atau babassu dan fraksinya; karet alam, balata, getah perca; alas kaki
dengan sol luar dari karet, plastik, kulit samak atau kulit komposisi dan
bagian atas sepatu dari kulit samak; serta margarin.
Sementara impor utama
Indonesia dari EAEU pada 2021 adalah pupuk mineral atau kimia, mengandung
kalium; produk setengah jadi dari besi atau baja bukan paduan; paduan fero;
batu bara, briket, ovoid dan bahan bakar padat semacam itu dibuat dari batu
bara; dan pupuk mineral atau kimia mengandung dua atau tiga unsur penyubur
nitrogen, fosfor dan kalium.
