MONETER
–
PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mencatatkan laba bersih senilai 2,49
miliar dolar Amerika Serikat (AS) setara Rp38,09 triliun sepanjang tahun 2022
atau naik 167,07 persen year on year (yoy) dari senilai 933,49 juta dolar AS
pada tahun sebelumnya.
“Pendapatan naik lebih dua kali lipat menjadi 8,1
miliar dolar AS berkat operasi yang baik dan efisien, serta dukungan dari
kenaikan harga jual untuk produk-produk kami,” ujar Presiden Direktur ADRO
Garibaldi Thohir di Jakarta, Jumat (3/3/2023).
Selain itu, ???laba bersih ADRO ditopang oleh
pendapatan yang mencapai 8,10 miliar dolar AS pada 2022 atau tumbuh 103 persen
yoy, dari sebelumnya sebesar 3,99 miliar dolar AS pada 2021.
“Kualitas laba Adaro tercermin pada operasional
EBITDA 5,0 miliar dolar AS dan laba inti 3,0 miliar dolar AS, yang
masing-masing mencatat kenaikan 139% dan 140% yoy. Profitabilitas yang tinggi
ini akan mendukung kami dalam mempercepat proyek-proyek transformasi dan
membangun Adaro yang lebih besar dan lebih ramah lingkungan.” ujar Boy Thohir.
Pihaknya menyampaikan volume penjualan batu bara
ADRO telah ditetapkan sebesar 62 juta ton sampai 64 juta ton untuk tahun 2023,
yang terdiri dari 58 juta ton sampai 60 juta ton batu bara termal, dan 3,8 juta
ton sampai 4,3 juta ton batu bara metalurgi dari PT Adaro Minerals Indonesia
Tbk (ADMR).
Perseroan akan mengalokasikan belanja modal 400 juta
dolar AS sampai 600 juta dolar AS sepanjang tahun 2023 yang digunakan untuk
pengeluaran belanja modal rutin dan ekspansi, terutama untuk bisnis
pertambangan, jasa dan logistik.
Lebih lanjut, ADRO mencatatkan beban pokok
pendapatan mencapai 3,44 miliar dolar AS pada 2022 karena kenaikan pembayaran
royalti yang disebabkan oleh kenaikan ASP serta volume produksi.
Perseroan mencatatkan liabilitas mencapai 4,25
miliar dolar AS pada 2022, sedangkan, ekuitas tercatat sebesar 6,52 miliar
dolar AS. Dengan demikian, hingga akhir 2022 perseroan mencatatkan total aset
sebesar 10,78 miliar dolar AS.
