Moneter.co.id – Kementerian
Perindustrian (Kemenperin) berencana menyampaikan target
pertumbuhan industri tahun 2018. Laporan ini akan diungkapkan dalam kegiatan Seminar Nasional ‘Outlook Industri 2018’ yang
diselenggarakan Senin, 11 Desember 2017 di Hotel Borobudur, Jakarta.
“Kami akan laporkan mengenai kinerja sektor industri periode tahun
2015-2017, dan target pertumbuhan industri tahun 2018 yang meliputi pertumbuhan
dan kontribusi terhadap PDB, penyerapan tenaga kerja, rencana investasi, serta
perkiraan penerimaan pajak,” kata Sekjen Kemenperin Haris Munandar di Jakarta,
Jumat (08/12).
Selain itu, menurut Haris, pihaknya juga akan menyampaikan
sektor-sektor industri prioritas yang berkontribusi pencapaian target
pertumbuhan ekonomi pada tahun depan, pelaksanaan proyek-proyek strategis
industri nasional yang akan dibangun tahun 2018, dan strategi pencapaian target
pertumbuhan industri tahun 2018.
Seminar ini akan dibuka oleh Menteri Perindustrian Airlangga
Hartarto dan mengundang Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Darmin Nasution untuk menjadi pembicara kunci.
Selanjutnya, kegiatan akan diisi dengan diskusi
panel, yang menghadirkan para narasumber antara lain Menteri PPN/Kepala
Bappenas Bambang Brodjonegoro, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Ketua Umum KADIN Indonesia
Rosan P Roeslani, Presiden Direktur A.T. Kearney Indonesia Shirley Santoso,
serta Fithra Faisal Hastiadi selaku akademisi. Diskusi ini akan
dipandu oleh Direktur Indef Enny Sri Hartati.
Kegiatan yang mengusung
tema “Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas”
ini akan dihadiri para pemangku kepentingan terkait
dari perwakilan kementerian dan lembaga, asosiasi
industri dan pelaku usaha, pemerintah daerah, lembaga pembiayaan, akademisi,
para pejabat di lingkungan Kemenperin, dan wartawan.
“Tujuan
diselenggarakannya Seminar Nasional Outlook
Industri 2018, di antaranya adalah untuk meningkatkan
koordinasi dan harmonisasi pelaksanaan
kebijakan ekonomi dalam rangka akselerasi pertumbuhan industri, menghimpun dukungan seluruh
pemangku kepentingan guna menyelesaikan permasalahan, kendala dan tantangan
sektor industri, serta menjaring ide dan pemikiran dari para pemangku
kepentingan guna mendorong inovasi industri yang berdaya saing,” ujar Haris.
Haris
menegaskan, pembangunan industri yang komprehensif perlu dukungan modal dasar
dan prasyarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 14 tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional
(RIPIN), modal dasar yang diperlukan berupa sumber daya alam, sumber daya
manusia, serta teknologi, inovasi, dan kreativitas.
“Sedangkan
prasyarat yang diperlukan berupa ketersediaan infrastruktur dan pembiayaan yang
memadai, serta didukung oleh kebijakan dan regulasi yang efektif,” jelas Haris.
(SAM)