Moneter.co.id – Menteri Telekomunikasi Iran Mohammad-Javad Azari Jahromi menyatakan
pemblokiran Telegram, yang mulai dilakukan selama demonstrasi akan dicabut
kalau penyedia layanan media sosial (medsos) itu menghapus konten
“teroris”.
“Saya saling bertukar surat dengan pemimpin Telegram dan
saya mengatakan kepadanya bahwa kelanjutan aktivitas Telegram tergantung pada
pengendalian konten teroris,” kata Mohammad-Javad Azari Jahromi kepada
televisi pemerintah, Rabu (03/01).
“Pejabat pemerintah menyambut baik kritik di media
sosial… tapi di tengah iklim saat ini, khususnya di Telegram, ada propaganda
untuk tindakan kekerasan dan teroris,” katanya.
Pada usia 36 tahun, Azari Jahromi menjadi menteri termuda
saat dia diangkat pada Agustus, dan telah menyatakan penentangannya terhadap
pembatasan internet di Iran.
Lebih dari 41 juta warga Iran memiliki telepon pintar di
negara berpenduduk 80 juta jiwa itu, dan setidaknya 25 juta pengguna
menggunakan Telegram setiap hari.
Bagi banyak orang, Telegram menjadi sumber berita utama dan
merupakan cara untuk melewati lingkungan media dengan pembatasan sangat ketat
di Iran.
Pemerintah Iran memblokir Telegram dan Instagram di telepon
seluler begitu demonstrasi meletus di seluruh negeri Kamis lalu.
Para pengguna masih bisa melewati pembatasan itu dengan
menggunakan perangkat lunak privasi, sebagaimana yang telah mereka lakukan pada
situs yang diblokir seperti Twitter dan YouTube, meski internet juga
diperlambat di sejumlah area sehingga mempersulit akses.
Azari Jahromi pada Minggu menuntut Telegram mencabut saluran
yang disebut Amadnews, yang punya sekitar 1,4 juta pengikut yang menurut dia
menghasut “pemberontakan bersenjata”.
Telegram sudah mencabut Amadnews namun CEO Pavel Durov
menolak memblokir saluran lain yang tidak menganjurkan kekerasan.
“Otoritas Iran memblokir akses ke Telegram bagi
mayoritas warga Iran setelah penolakan publik untuk menutup (Sedaie Mardom) dan
saluran protes damai lain,” katanya, merujuk pada saluran lain yang
dianggap Iran membangkitkan kekerasan.
Azari Jahromi mengatakan pembatasan akan dicabut dalam
“beberapa hari” kalau jalanan Iran kembali tenang menurut siaran
kantor berita AFP.
(HAP/Ant)