Moneter.co.id – Sejak
diluncurkan 1 Januari 2018, sebanyak lima negara ASEAN telah sukses menerapkan
ASEAN Single Window (ASW). Mekanisme perdagangan dengan sistem digital ini
berhasil dijalankan Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Ketua Penyelenggara AEM Retreat 2018 Lim Hng Kiang mengatakan,
ASW telah terbukti mampu mempercepat proses penurunan kargo dan memangkas waktu
serta biaya transaksi ekspor-impor. Untuk itu, Lim mendorong negara-negara yang
belum menerapkan mekanisme ini dapat segera menyesuaikan.
“Semakin banyak negara yang terlibat, semakin banyak
perusahaan yang menggunakan mekanisme ini, semakin besar pula nilai perdagangan
yang bisa dicapai,” kata Lim Hng Kiang, Jumat, (2/03).
ASW merupakan salah satu isu utama yang dibahas dalam
pertemuan ASEAN Economic Ministers (AEM) Retreat 2018 di Singapura selama 1-2
Maret 2018. Dalam pertemuan tersebut, para menteri perekonomian dan perdagangan
dari 10 negara ASEAN sepakat agar ASW dapat diterapkan oleh seluruh anggota
negara ASEAN.
ASW
merupakan sistem pengiriman berkas perdagangan ekspor-impor secara daring.
Sebelumnya, para importir harus mengirimkan berkas Form D secara fisik ke bea
cukai negara asal barang di kawasan ASEAN untuk mendapatkan tarif preferensi
ATIGA sebesar nol persen atau bebas bea masuk.
Dengan ASW, importir cukup mengirimkan Form D dalam bentuk
digital (e-Form D) melalui sistem portal ASW. Indonesia mulai efektif berlaku
menerima e-Form D per 28 Januari 2018 dengan diterbitkannya Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 229/PMK.04/2017.
Brunei Darussalam, Kamboja, dan Filipina akan bergabung untuk
melakukan pilot testing live operation e-Form D. Sementara itu, Laos dan
Myanmar dalam proses pembentukan Nasional Single Window masing-masing yang akan
dibantu oleh United States-ASEAN Connectivity through Trade and Investment
(HAP)
