Moneter.id – Menteri
Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan, salah satu tantangan di
tahun politik adalah tentang penguatan ekonomi, khususnya pasar
modal. Yang perlu diperhatikan tidak hanya market, tetapi juga institusinya.
“Ada dua
tantangan bagi perekonomian Indonesia saat ini. Pertama adalah dari sisi
politik, di mana akan diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) tahun depan untuk
Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden,” kata Menperin Airlangga pada
Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia dan Musyawarah Anggota Tahunan
Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) 2018 di Jakarta, Rabu (1/8)
Ia
menegaskan, kelancaran penyelenggaraan pesta demokrasi dan keamanan yang
kondusif menjadi perhatian penting untuk menjaga stabilitas perekonomian
Indonesia.
Airlangga
meyakini, tahun politik di 2019 tidak akan berdampak negatif terhadap pasar
modal di dalam negeri. Hal ini telah dibuktikan dari gelaran Pemilihan Kepada
Daerah (Pilkada) yang telah dilaksanakan serentak pada Juni 2018 dengan
berjalan cukup aman dan damai.
“Agenda
politik setiap tahun pasti ada dan setiap lima tahun juga ada. Pilkada serentak
kemarin berjalan aman, ini membuktikan investor tidak khawatir,” tuturnya.
Tantangan
kedua, yakni terkait dengan defisit neraca transaksi perdagangan dan defisit
neraca transaksi berjalan. Menurut Menperin, Presiden Joko Widodo telah
mendorong agar dua hal tersebut bisa ditekan. “Bapak Presiden sudah
mengingatkan mana yang harus didorong, yaitu neraca dagang dan transaksi
berjalan,” imbuhnya.
Oleh karena
itu, pemerintah berharap agar para emiten menjaga kinerjanya supaya dapat
menjaga iklim investasi yang baik di Indonesia. Menteri Airlangga menyebutkan
bahwa penguatan devisa merupakan
salah satu tantangan besar untuk mengontrol dana keluar dari pasar keuangan
atau capital outflow.
Jadi,
pemerintah akan mendorong penguatan pasar modal dengan meningkatkan pasar
domestik sehingga pasar modal tidak rentan anjlok. “Domestic market ini
bukan ritel, tetapi institusi domestik yang nanti bisa meningkatkan resilience
di pasar modal,” jelasnya.
Saat ini,
lanjut Menperin, salah satu langkah strategis yang tengah didorong oleh
pemerintah adalah pengguanaan Biodiesel 20% (B20). Kebijakan tersebut dinilai
dapat meningkatkan pasar domestik melalui perluasan penggunaan B20, sehingga
dapat menghemat devisa karena pemanfaatan bahan baku lokal dan mengurangi impor
bahan bakar minyak.
Melalui
penggunaan B20, Airlangga percaya, negara bisa hemat hingga USD5,6 miliar dalam
satu tahun. Selain itu, perlu didorong sektor pariwisata dan jasa karena
penting pula untuk menjaga stabilitas pasar modal.
Ketika
Menperin membuka perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pukul
09.00 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 19,33 poin atau 0,33%
menjadi 5.955,78.
(TOP)