Moneter.id – Direktur IKM Kimia, Sandang, Aneka dan Kerajinan Kementerian
Perindustrian (Kemenperin) E. Ratna Utarianingrum meminta kepada para pelaku Industri
Kecil dan Menengah (IKM) untuk terlibat dalam program e-Smart IKM dengan terus
memperbarui data produk maupun
penjualannya di pasar online.
“Kami terus melakukan evaluasi terhadap data respon pasar
terhadap produk yang masuk dalam e-Smart
IKM sebagai bahan analisa penyusunan kebijakan pembinaan IKM ke depannya,” kata
Ratna ketika menjadi pembicara pada talkshow
Kriyanusa 2018 di Jakarta, Sabtu (29/9).
Melalui program e-Smart IKM, beberapa bentuk pembinaan
yang diberikan oleh Ditjen IKM Kemenperin, di antaranya adalah kemudahan mengakses
pasar yang lebih luas, pengembangan kualitas produk yang sesuai standar global,
dan fasilitasi keikutsertaan pameran nasional maupun internasional.
“Sedangkan bagi yang belum sukses melakukan penetrasi
pasar dan transaksi di marketplace,
Ditjen IKM telah mengidentifikasi beberapa faktor penyebab kegagalan yang
dialami, sehingga disusun program yang tepat untuk mengatasi berbagai kendala
yang ada dengan melakukan pendampingan kepada IKM sesuai dengan permasalahan
masing-masing,” ungkapnya.
Baca juga: Dirjen IKM Kemenperin: Industri Kreatif Berpeluang Jadi Andalan Ekonomi Nasional
Hingga saat ini, peserta yang telah mengikuti kegiatan workshop e-Smart IKM sebanyak 4.000
pelaku usaha dengan total nilai penjualan yang tercatat sebesar Rp1,3 miliar. Program
e-Smart IKM merupakan sistem basis data IKM nasional yang tersaji dalam bentuk
profil industri, sentra, dan produk yang diintegrasikan dengan marketplace yang ada dengan tujuan untuk
meningkatkan akses pasar IKM melalui internet
marketing.
Ratna berharap, para pelaku IKM nasional lebih aktif untuk masuk ke pasar online
agar marketplace yang
ada tidak di dominasi oleh produk impor.
“Di masa yang akan datang, kami ingin produk-produk asli Indonesia yang berkualitas bisa
membanjiri pasar online Indonesia
maupun dunia. Kami yakin bahwa produk IKM kita
tidak kalah kualitasnya dari produk impor,”
ucapnya.
Sementara itu, Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga
Hartarto mengatakan, saat ini pengembangan IKM juga menjadi salah satu langkah
strategis mewujudkan ekonomi inklusif, yang sifatnya sama dengan e-commerce platform.
Dengan demikian, IKM dapat bersaing secara global. “Untuk itu, industri
nasional membutuhkan konektivitas serta interaksi melalui teknologi,” tegasnya.
Langkah strategis itu sejalan dengan implementasi pada 10 program prioritas nasional yang
terdapat di dalam peta jalan Making
Indonesia 4.0. Pada
poin ke–4,
Kemenperin memfokuskan pemberdayaan UMKM yang didalamnya termasuk sektor
IKM. “Ini untuk menyiapkan IKM kita memasuki
era revolusi industri 4.0,” kata Menperin.
Menperin
menjelaska, pengembangan sektor IKM dalam negeri sejak lama telah berperan
penting dalam menopang perekonomian Indonesia.
Kemenperin
mencatat, jumlah unit usaha IKM di dalam negeri terus mengalami peningkatan
setiap tahun. Misalnya, pada tahun 2013, sebanyak 3,43 juta IKM dan naik
menjadi 3,52 juta IKM pada tahun 2014. Kemudian, mampu mencapai 3,68 juta
IKM di tahun 2015, dan bertambah lagi hingga 4,41 juta tahun 2016. “Pada tahun
2017 jumlah IKM diperkirakan lebih dari 4,5 juta unit usaha,”
pungkasnya.
(TOP)