Moneter.id – PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI) membukukan kenaikan
pendapatan usaha 42% menjadi Rp 328,47 miliar pada kuartal III/2018. Kenaikan
tersebut diikuti oleh kenaikan beban pokok pendapatan yang naik 50% year on
year menjadi Rp 129,17 miliar pada periode sembilan bulan pertama tahun ini.
“Meski demikian, laba bersih BALI tercatat naik cukup
pesat menjadi Rp 43,81 miliar atau naik 78% dari periode yang sama di tahun
2017,” tulis keterangan resmi perseroan beberapa hari lalu.
Sementara, dijelaskan, total aset BALI pada September
2018 naik 21% menjadi Rp 2,94 triliun. Sementara pada akhir tahun lalu, total
aset perusahaan sebesar Rp 2,42 triliun atau naik 42% dari periode yang sama di
tahun 2016.
Ekuitas
BALI pada periode September 2018 ini ikut naik 22% sebesar Rp 1,38 triliun
dibanding akhir tahun 2017. Sementara di akhir tahun sebelumnya, ekuitas
perusahaan naik 62% menjadi Rp 1,13 triliun.
Untuk liabilitas BALI juga naik 22% menjadi Rp 1,56
triliun pada September tahun ini. Adapun pada akhir tahun 2017, liabilitas
perusahaan sebesar Rp 1,28 triliun atau naik 28% dari periode yang sama di
tahun sebelumnya.
Tahun
ini, perseroan bakal semakin agresif untuk berekspansi fiber optik dengan
menargetkan dapat menembus 100.000 home pass. Home pass sendiri berarti jumlah
unit rumah atau satu unit apartemen yang dapat dilayani oleh fiber optic
tersebut.
“Untuk fiber optic memiliki bisnis yang sedikit berbeda
ketimbang yang selama ini dilakukan BALI,” kata Deputi CEO Bali Towerindo
Sentra, Joseph Lembayung.
Jika BALI sejauh ini dikenal dengan bisnis tower yang
menyewakan menaranya untuk operator seluler, fiber optic ditujukan kepada end
user. Tahun ini sudah terpasang 40 ribu home pass dan dengan jumlah yang
terpasang itu, artinya BALI masih harus menambah 60.000home pass untuk
merealisasikan target di awal tahun yang sebanyak 100.000.
Menurut Joseph sampai akhir tahun pihaknya optimis bisa
merealisasikan target. “Sebab kita sudah kantongi izin untuk pemasangan fiber
optik di 100.000 home pass,” jelasnya.
Belanja modal yang dikeluarkan BALI untuk fiber optic di
tahun ini sekitar Rp 400 miliar. Jumlah itu merupakan 50% dari total rencana
belanja modal perusahaan tahun ini sebesar Rp 800 miliar. Adapun fokus BALI
membangun fiber optic adalah di kota-kota besar seperti Jabodetabek, Bali,
Surabaya, dan Malang.
(TOP)