Moneter.id – Pemerintah memiliki aspirasi besar untuk menjadikan
Indonesia sebagai negara yang unggul di era ekonomi digital pada 2045 mendatang.
Guna mencapai sasaran tersebut, penerapan peta jalan Making Indonesia 4.0 menjadi
salah satu prioritas untuk mengantarkan target visi
Indonesia 2045.
“Presiden Joko Widodo sudah meluncurkan program 100
tahun Indonesia merdeka. Pada saat itu, Indonesia ditargetkan menjadi negara
yang maju dan sejahtera serta lolos dari middle
income trap dan naik level sebagai
upper middle income country,” kata Menteri Perindustrian (Menperin)
Airlangga Hartarto di Jakarta, Rabu (15/05/2019).
Berdasarkan targetnya, Making Indonesia 4.0 akan
mewujudkan Indonesia masuk dalam jajaran 10 negara yang memiliki perekonomian
terkuat di dunia pada tahun 2030. “Bahkan, berdasarkan studi dari
PricewaterhouseCoopers (PwC), pada tahun 2045 Indonesia akan mampu menjadi
negara perekonomian terkuat nomor empat di dunia,” tutur Menperin.
Menurutnya, Making Indonesia 4.0, diyakini bakal
mendongkrak produktivitas meningkat dua kali lipat. Ini juga
turut mengubah orientasi ekonomi saat ini
menjadi berbasis inovasi.
“Sekarang ekonomi berbasis pada research, development dan design. Untuk itu,
dahulu anggaran untuk riset kurang
dari 1%, dan ke depan kita tingkatkan
menjadi 2%,” ungkapnya.
Airlangga menjelaskan,
penerapan ekonomi digital yang berbasis pada inovasi, dinilai juga mampu
mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional hingga 2% dari baseline
sebesar 5,6%.
“Kemudian diproyeksikan bakal terciptanya lapangan
kerja hingga lebih dari 10 juta orang dan kontribusi manufaktur bisa
terdongkrak sebesar 25%,” terangnya.
Airlangga menyebut, berdasarkan studi McKinsey,
pembangunan ekonomi berbasis digital bisa menciptakan pendapatan tambahan pada PDB nasional
sebesar USD155 miliar di tahun 2025.
“Ini new
opportunity dari digitalisasi ekonomi. Selain itu, ada tambahan tenaga
kerja di sektor industri sebanyak 4,5 juta orang dan di
sektor industry related
service mencapai 12,5 juta orang,” ujarnya.
Airlangga menegaskan, Indonesia memiliki sumber daya
besar dalam menyongsong era ekonomi digital, yakni adanya masa
bonus demografi atau jumlah penduduk usia produktif lebih banyak dibanding
usia non-produktif.
“Kita punya golden
opportunity tersebut, dan harus dimanfaatkan. Untuk pembagunan Sumber Daya Manusia (SDM) kompeten, pemerintah
telah menuangkannya dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN),” imbuhnya.
Di samping itu, menurut Menperin, dengan
mendorong penerapan ekonomi digital akan melahirkan entrepreneur muda, yang rata-rata berusia
di bawah 35 tahun. Ini terbukti dengan empat unicorn yang lahir di dalam negeri hanya dibangun dalam
waktu delapan tahun.
“Padahal, pada era revolusi industri ketiga,
waktu delapan tahun itu belum mampu profit. Tetapi
dengan ekonomi digital, semuanya bisa diperpendek. Ini quantum lead untuk anak-anak muda kita, perbedaan antara digital dan
non–digital,” paparnya.