Minggu, Oktober 5, 2025

Indonesia Matangkan Strategi Perdagangan Hadapi Ketidakpastian Ekonomi Dunia

Must Read

Moneter.id – Menteri
Perdagangan Enggartiasto Lukita menyampaikan Kementerian Perdagangan
(Kemendag) terus mematangkan
strategi perdagangan dalam menghadapi perubahan dan ketidakpastian ekonomi
dunia yang tengah terjadi.

“Seiring
dengan tantangan dan ketidakpastian ekonomi global, diperlukan strategi
perdagangan yang matang untuk mempertahankan lingkungan perdagangan yang
kondusif. Untuk itu, Kemendag akan mengkaji lebih dalam masalah dan tantangan
yang dihadapi saat ini,” ujar Mendag
saat membuka Konferensi
Internasional Perdagangan (The International Conference on Trade/The ICOT) ke-3
yang mengangkat tema “Indonesia’s Export Strategies In the Changing Global
Trade Environment” di Jakarta, pada hari ini, Rabu (4/9).

Mendag
menyampaikan, saat ini perdagangan global menghadapi dua tantangan besar.
Pertama, meningkatnya antiglobalisasi, di mana banyak negara mengadopsi
langkah-langkah pembatasan impor. Kedua, melemahnya sistem multilateral.

“Hingga
Desember tahun ini, Badan Penyelesaian Sengketa Organisasi Perdagangan Dunia
(DSB WTO) hanya memiliki satu anggota. Artinya, perdagangan di dunia yang akan
tumbuh hanya perdagangan bilateral dan regional serta tindakan pemberian sanksi
sepihak,” terangnya.

Menurut
Mendag, pemerintah akan melanjutkan reformasi perdagangan dan investasi agar
semakin terintegrasi dengan perekonomian dunia. Langkah-langkah strategis yang
dilakukan, yaitu mengutamakan produk olahan bernilai tambah dan memperbaiki
manajemen impor, melalui ketersediaan barang modal dan setengah jadi dengan
harga yang kompetitif.

Sedangkan
di bidang perdagangan internasional, strategi yang dilakukan yaitu menetapkan
perjanjian perdagangan dengan mitra dagang utama, memperluas ekspor ke pasar
nontradisional, mengintensifkan promosi perdagangan melalui pameran perdagangan
dan penjajakan kesepakatan dagang (
business
matching
), meningkatkan pelayanan ekspor, serta mengembangkan iklim
perdagangan yang kondusif.

“Sejalan
dengan strategi tersebut, Indonesia akan terus meningkatkan perdagangan
bilateral dengan mitra dagang, baik pasar tradisional dan nontradional. Selain
itu, Indonesia akan meningkatkan kerja sama multilateral, seperti ASEAN-RCEP,”
kata Mendag.

Tahun
ini, lanjutnya, Indonesia menargetkan pertumbuhan ekspor nonmigas sebesar 8
persen atau meningkat dari USD 162,8 miliar pada 2018 menjadi USD 175,8 miliar
pada 2019. Untuk itu, pemerintah terus berupaya mendorong ekspor enam sektor
utama yaitu furnitur dan produk kayu, makanan dan minuman, tekstil dan produk
tekstil, produk otomotif, produk elektronik, serta produk kimia dengan tetap
mempromosikan seluruh industri di Indonesia.

Mendag
mengungkapkan, kolaborasi dan kerja sama antara pemerintah, akademisi, dan
dunia usaha seperti konferensi internasional ini dapat menjadi bagian
pengembangan sumber daya manusia, khususnya di bidang perdagangan.

“Forum
ini merupakan contoh sukses dari forum ilmiah dan strategis di Kemendag yang
telah diadakan sejak 2017. Diharapkan konferensi ini akan membawa pemahaman dan
mendorong ide-ide baru sebagai tanggapan dan strategi dalam menghadapi
perubahan lingkungan perdagangan global,” pungkas Mendag.

Senada
dengan Mendag, Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP)
Kasan menambahkan, ICOT 2019 tidak hanya forum ilmiah tetapi juga memberikan
peluang berharga bagi akademisi, pelaku bisnis, dan pembuat keputusan untuk
berbagi pengalaman.

“Melalui
kolaborasi ini, diharapkan dapat merumuskan rekomendasi kebijakan untuk
menciptakan lingkungan perdagangan yang lebih baik,” imbuhnya.

ICOT
2019 dihadiri 250 peserta dari kalangan akademisi, peneliti, pelaku bisnis, dan
instansi pemerintah dan lembaga terkait lainnya. Pada konferensi ini, hadir
sebagai pembicara utama adalah Mantan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu.
Turut hadir sebagai narasumber yaitu Kepala Peneliti Economic Research
Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) Fukunari Kimura, Kepala Pusat Kajian
Iklim Usaha dan Rantai Nilai Global Universitas Indonesia Mohamad Dian Revindo,
serta Peneliti Senior Australia Christopher Findlay.

“Pada
tahun ketiga pelaksanaan ICOT, antusiasme peserta yang mendaftarkan makalahnya
semakin besar. Tahun ini, Kemendag menerima 128 makalah, sementara tahun
sebelumnya hanya 69 makalah. Peserta berasal dari sektor pemerintah, pelaku
bisnis, serta para ahli di bidang perdagangan,” tutup Kasan. 

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Latest News

GIIAS Hadirkan Informasi dan Inovasi Otomotif Terbaru Bagi Pelajar dan Mahasiswa Lewat Education Day

Rangkaian pameran otomotif GIIAS Bandung 2025 yang resmi dibuka pada 01 Oktober hingga 05 Oktober 2025 di Sudirman Grand...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img