Moneter.id
– PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mencatat kenaikan saham hingga 22% dalam sepekan.
“Kenaikan
saham itu dikarenakan investor saat ini memanfaatkan momentum dari situmulus
yang dikucurkan secara besar-besaran, baik oleh negara maju, maupun pemerintah
Indonesia untuk memerangi pandemi Covid-19,” kata Kepala riset Reliance Sekurtias
Lanjar Nafi, Kamis (9/4/2020).
Selain
itu, katanya, kenaikan itu juga karena ada momentum disaat mayoritas bursa
global ikut menghijau.
“Investor
juga memanfaatkan momentum itu. Juga, untuk LPKR ada sentimen positif lain
terkait sejumlah mall mereka yang diubah jadi rumah sakit, untuk bantu
pemerintah,” ujar Lanjar.
Menurutnya,
minat investor pada saham LPKR juga mengindikasikan persepsi investor bahwa
LPKR memiliki prospek positif. Meski memang sentimen tersebut masih bersifat
jangka pendek.
“Namun
menjadi indikator positif,” tegasnya.
Saat
ini, menurut Lanjar, pemerintah belum terlalu agresif. Cenderung hati-hati. Hal
ini bisa saja membuat gerak pasar dan bursa menjadi rentan terkoreksi kembali.
Karena
itu, ia menyarankan agar emiten melakukan efisiensi di berbagai lini agar
bisnis mereka tetap survive di tengah
pasar yang volatile. “Dengan
proporsi recurring income LPKR yang
besar, juga mendorong sentimen positif. Juga menjadi salah satu indikator
perusahaan memiliki fundamental yang kuat,” ujarnya.
Berdasarkan
data pembukuan LPKR menyebutkan lebih dari 70% dari pendapatan Lippo Karawaci
berasal dari recurring income alias
pendapatan berulang, yang memberikan stabilitas di saat situasi pasar
bergejolak.
Divisi
healthcare dan mal menjadi penopang
pertumbuhan pendapatan yang kuat. Dalam jangka panjang, kinerja LPKR diprediksi
terus meningkat di 2020 sebagai akibat dari dijalankannya strategi deleverage dan keberhasilan kepemimpinan
manajemen.
Selain itu, LPKR juga
dinilai lihai dalam membaca arah bisnis sekaligus mendapat dukungan dari
berbagai mitra strategis. Dukungan konsumen properti atas berbagai inovasi
perseroan juga mendukung kinerja positif perseroan.