Moneter.id – PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGN
membukukan pendapatan sebesar US$873,8 juta pada kuartal I/2020. Pendapatan ini
turun tipis 0,28% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Perseroan
menyebutkan, pendapatan PGN didominasi hasil penjualan gas sebesar US$693,4
juta. Kemudian disusul penjualan minyak dan gas sebesar US$76 juta, transmisi
gas dan minyak sebesar US$70,4 juta, dan pendapatan usaha lainnya sebesar
US$33,8 juta.
“Dalam
periode yang sama, PGAS mencatatkan laba operasi sebesar US$172,2 juta, naik
5,96% daripada capaian kuartal I/2019 sebesar US$162,51 juta,” tulis perseoran
dalam laporan keuangan di Jakarta, Senin (4/5/2020).
Tulisnya
lagi, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
menyusut 26,62% menjadi hanya sebesar US$47,77 juta dibandingkan dengan capaian
pada periode yang sama tahun lalu sebesar US$65,09 juta.
“Penurunan
laba bersih sangat dipengaruhi faktor melemahnya nilai tukar rupiah terhadap
dolar AS pada akhir Maret 2020,” kata Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama.
Sementara
pada triwulan 2020, PGAS pun berhasil mempertahankan kinerja positif penyaluran
gas bumi sebesar 882 BBTUD dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya
sebesar 880 BBTUD.
”Pada
kuartal I/2020, jumlah pelanggan tumbuh seiring dengan pertumbuhan industri,
kelistrikan dan pembangunan jargas. PGN saat ini sebagai sub holding gas
mengelola lebih dari 390 ribu pelanggan,” ujar Rachmat.
Selain
itu, PGAS juga tengah menyelesaikan proyek pembangunan terminal LNG Teluk
Lamong yang hingga kuartal I/2020 telah rampung sekitar 90% dan siap diuji coba.
Nantinya,
kata Rachmat, gas akan disalurkan untuk memenuhi kebutuhan gas di wilayah Jawa
Timur, baik yang disalurkan melalui gas pipa maupun dalam bentuk retail LNG.
PGAS
juga telah menggunakan belanja modal atau capital expenditure sebesar US$36
juta sepanjang kuartal pertama tahun ini, dengan rincian sebesar 67% digunakan
di segmen bisnis upstream dan 33% digunakan di segmen bisnis downstream, midstream dan supporting.
Adapun,
perseroan telah memangkas alokasi capex yang ditetapkan pada awal tahun menjadi
sebesar US$350-US$500 juta dibandingkan dengan alokasi sebelumnya sebesar
US$500-US$700 juta.
Seperti
diketahui, nilai tukar rupiah sepanjang kuartal pertama tahun ini telah
terkoreksi hingga 17,13% terhadap dolar AS.
Hal itu pun
mengakibatkan PGAS mengalami kenaikan kerugian selisih kurs hingga 172,34%
menjadi sebesar US$63,21 juta dibandingkan dengan capaian periode yang sama
tahun lalu sebesar US$23,2 juta.