MONETER
– Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan kecilnya peluang
resesi di Indonesia menjadi bukti fundamental ekonomi domestik kuat.
“Hasil survei Bloomberg yang menyebutkan peluang risiko
resesi Indonesia sangat kecil yakni tiga persen menunjukkan fundamental ekonomi
domestik kita kuat dan memiliki daya tahan di tengah risiko global yang
masih eskalatif,” kata Moeldoko, Senin (18/7/2022).
Kata Moeldoko, kerja keras
pemerintah dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global antara lain di sektor
energi, pemerintah terus menjaga ketersediaan dan keterjangkauan harga di
masyarakat dengan menyalurkan subsidi, yang nilainya mencapai Rp520 triliun.
“Cara ini terus dipertahankan oleh pemerintah,
agar beban masyarakat dalam mendapatkan kebutuhan energi tidak berat,”
bebernya.
Baca juga: Menko: Potensi Indonesia Resesi Relatif Kecil
Namun, jelas Moeldoko, jika subsidi
terus diberikan akan membuat uang negara jebol. Untuk itu, skema subsidi akan
diubah, tidak lagi ke barang tapi langsung ke orangnya agar tepat sasaran.
Terkait ancaman krisis pangan, Moeldoko
menjelaskan pemerintah sudah melakukan peningkatan produktivitas di sektor
pertanian untuk menjawab kebutuhan konsumsi pangan dalam negeri, yakni sebesar
2,5 juta ton per bulan.
“Hasilnya selama tiga tahun
berturut-turut kita sudah tidak lagi impor beras. Bahkan beras kita surplus.
Pemerintah juga melakukan diversifikasi pangan, seperti menanam sorgum, sagu,
dan jagung. Ini semua untuk menjawab tantangan ancaman krisis pangan
dunia,” jelas Moeldoko.
Menurut Moeldoko, ada lima teori untuk menghadapi
tantangan krisis pangan global yaitu, mampu adaptif terhadap perubahan. Membangun
kecepatan di segala lini. Berani mengambil risiko atas kebijakan yang diambil
secara konstitusional.
Kemudian, siap menghadapi kompleksitas akibat
globalisasi serta siap merespons kejutan-kejutan yang akan terjadi akibat
kemajuan teknologi.
