Moneter.id
– PT Bank Raya Indonesia Tbk (Bank Raya mencatatkan penyaluran kredit digital
selama kuartal II-2025 mencapai Rp13,42 triliun, atau meningkat 64,8 persen
secara tahunan (yoy).
“Kredit digital
menjadi motor utama pertumbuhan perseroan, dengan outstanding mencapai
Rp2,62 triliun, atau melonjak 79,2 persen yoy,” kata Direktur Utama Bank Raya
Ida Bagus Ketut Subagia di Jakarta, Selasa (9/9/2025).
Jelas Ida
Bagus, Pinang Dana Talangan menjadi
produk unggulan yang menyalurkan Rp11,36 triliun pembiayaan digital kepada
sekitar 43 ribu agen BRILink dan Agen Gadai di seluruh Indonesia, atau tumbuh
57,5 persen yoy.
“Produk Pinang
Flexi mencatatkan outstanding Rp1,01 triliun, atau melonjak 162,4 persen
yoy, dan produk Pinang Maksima mencatatkan outstanding Rp723,87 miliar,
atau tumbuh 137,3 persen yoy,” paparnya.
Menurut Ida,
pertumbuhan kredit tersebut turut mendorong kenaikan total aset perseroan
menjadi Rp13,34 triliun. “Perseroan juga mencatatkan laba bersih sebesar
Rp32,93 miliar pada kuartal II-2025, melonjak 64,5 persen yoy. Peningkatan
kinerja juga tercermin dari rasio Net Interest Margin (NIM) yang naik menjadi
4,91 persen dari sebelumnya 4,31 persen,” ucapnya.
“Untuk imbal
hasil aset (Return of Asset/ROA) juga membaik menjadi 0,50 persen dari 0,32
persen pada periode yang sama tahun lalu, sedangkan imbal hasil ekuitas (Return
on Equity/ROE) meningkat menjadi 2,04 persen dari 1,25 persen,” kata Ida lagi.
Dari sisi
pendanaan, Ida menuturkan aplikasi Raya Apps telah digunakan lebih dari 1,05
juta nasabah hingga Juni 2025 dengan transaksi mencapai 2,1 juta kali, tumbuh
42,7 persen yoy.
“Pertumbuhan
tabungan digital atau digital saving juga meningkat signifikan mencapai
Rp1,5 triliun atau meningkat 66,6 persen yoy, sehingga mendorong kenaikan dana
murah (Current Account Saving Account/CASA) sebesar 7,6 persen yoy menjadi
Rp2,5 triliun,” ujar Ida.
“Perseroan juga
mampu menjaga posisi likuiditas dan permodalan dengan rasio Loan to Deposit
Ratio (LDR) di level 86,74 persen, Liquidity Coverage Ratio (LCR) 313,41
persen, Net Stable Funding Ratio (NSFR) 154,08 persen, serta Capital Adequacy
Ratio (CAR) 43,99 persen, semuanya jauh di atas ketentuan minimum,” tungkasnya.