Selasa, September 30, 2025

BI Checking Hambat Target Program Sejuta Rumah

Must Read

Moneter.co.id – Kalangan pengusaha meminta pemerintah kembali mengevaluasi program strategis nasional sejuta rumah yang telah berjalan sejak tahun 2015. Sejumlah hal diklaim masih menjadi penghambat tercapainya program ini.

Wakil Ketua Umum Dewan Perwakilan Pusat (DPP) Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Bidang Pembangunan Perumahan Sejahtera Tapak Conny Lolyta Rumondor mengatakan ada dua persoalan yang menjadi fokus pengembang saat ini. 

Pertama, penghapusan BI Checking pada calon konsumen penerima bantuan kredit perumahan baik subsidi atau komersial. Kedua, penurunan suku bunga untuk kredit konstruksi yang saat ini masih dalam angka digit ganda.

Ia menyebut saat ini masyoritas rumah dibangun pengembang sulit diakses masyarakat karena persoalan gagal proses di perbankan. Bahkan, 90% dikarenakan tidak lulusnya dari kewajiban BI Checking“Intinya kami meminta BI Checking jangan seperti hukuman mati, sebab perbankan tidak bisa mengklaim itu sebagai karakteristik calon konsumen. Perbankan sebaiknya mulai berbenah dengan sistem yang selama ini juga banyak merugikan uang masyarakat,” katanya.

Dirinya menilai perbankan khususnya pada calon konsumen kredit perumahan lebih memberikan banyak kemudahan. Sebab, menjadi tidak masuk akal apabila sesama penerima gaji misal Rp1,8 juta tetapi ada yang bisa menerima KPR dan ada pula yang tidak bisa karena hanya persoalan silam yang sudah rampung.

Conny melanjutkan, terkadang riwayat yang buruk seperti penunggakan pembayaran kartu kredit bukan karena persoalan indisvidu yang sedang mengajukan KPR. Untuk itu, selagi dalam masa pengajuan KPR calon konsumen tidak memiliki kredit macet, BI Checking tidak boleh menjadi kendala. “Pihaknya telah bersurat kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk menindaklanjutinya,” ujarnya.

Selain itu, hari ini (13/3) juga dijadwalkan melakukan pertemuan dengan Kementerian PUPR di Kalimantan Barat untuk membicarakan lebih lanjut sejumlah persoalan yang diajukan REI.

“Selain persoalan perbankan, kami juga akan bicarakan agenda penting lainnya yakni soal pendataan. REI berkomitmen bersama pemerintah akan lebih menata ulang proses pendataan capaian sejuta rumah agar tidak hanya menjadi indah di atas kertas,” ujar Conny.

Hal ini menjadi jawabatan atas protes atas proses pendataan yang dilakukan pemerintah selam ini. Sebab selain dari data asosiasi dan pemerintah daerah, Kementerian PUPR juga mengambil data dari banyaknya jumlah pengembang yang mengajukan kredit konstruksi di perbankan.

Ia menegaskan proses tersebut yang akan diperbaiki ke depan. Menurutnya, data pengajuan kredit konstruksi pengembang tidak bisa menjadi salah satu acuan jumlah tercapainya sejuta rumah dalam tahun tersebut. “Pengembang itu punya strategi maisng-masing, bisa aja mereka ajukan kredit sekarang tapi bangunnya tahun depan, jadi ini adalah hal salah jika dijadikan klaim capaian,” ujar Conny.

Sebelumnya, REI menargetkan pada tahun ini akan membangun 200.000 unit hunian MBR atau meningkat dari capaian tahun lalu sebanyak 120.000 unit. 

Sementara, Sekretaris Jenderal DPP REI Paulus Toto Lusida mengatakan target REI tersebut diharapkan menjadi pendorong capaian sejuta rumah secara Nasional sebanyak 500.000 unit. “Sebab, dua tahun berjalan program ini rerata hanya berhasil mencapai rerata 200.000an unit yang benar-benar dapat terserap MBR,” ucapnya

“REI optimis sebab tidak ada persoalan dari sisi permintaan untuk segmen pasar rumah subsidi ini. Bahkan selama ini segmen tersebut menjadi andalan untuk pertumbuhan kinerja industri properti secara keseluruhan,” pungkasnya.

(HAP)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Latest News

Lepas Ekspor Produk Olahan Susu dari Cikarang, Mendag Busan : Ini Bukti Daya Saing Produk Mamin Indonesia

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso melepas ekspor empat kontainer susu bubuk dan susu kental manis produksi PT Frisian Flag...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img