Moneter.co.id – Bank Indonesia (BI) memperkirakan neraca pembayaran Indonesia pada tahun 2017 ini berada di kisaran US$7 miliar. Angka itu lebih rendah dibandingkan dengan capaian neraca pembayaran Indonesia pada tahun lalu yang mencapai US$12 miliar.
“Kami perkirakan neraca pembayaran di 2017 ada di kisaran US$7 miliar,” kata Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Senin (28/8).
Gubernur BI menjelaskan, tingginya surplus neraca pembayaran pada tahun lalu memang tak lepas dari derasnya aliran dana yang berasal dari program amnesti pajak.
Sementara pada tahun ini, kucuran dari program tersebut hanya berdampak pada tiga bulan pertama. Meski demikian, secara garis besar, bank sentral memandang surplus neraca pembayaran domestik masih relatif baik.
Agus Marto meyakini, aliran modal yang masuk pada tahun ini tetap menggeliat, meski tidak sederas tahun lalu. “US$7 miliar baik dalam hal banyak capital, dan financial account kita baik,” ucapnya.
Sekedar informasi, neraca pembayaran Indonesia pada kuartal kedua tahun ini berhasil mencatatkan surplus US$700 juta, ditopang dari surplus transaksi modal dan finansial yang lebih besar dari defisit transaksi berjalan. Surplus tersebut, membuat cadangan devisa Indonesia meningkat.
Surplus juga didukung oleh kepercayaan para investor terhadap perekonomian domestik, seiring pencapaian peringkat layak investasi yang didapatkan Indonesia.
Secara garis besar, perkembangan neraca pembayaran Indonesia pada kuartal kedua menunjukkan terpeliharanya keseimbangan ekonomi nasional. (Hap)