Moneter.id – Asian Development Bank (ADB) menyetujui pinjaman bantuan darurat bernama ‘Bantuan Darurat untuk
Pemulihan dan Rehabilitasi dari Bencana yang Baru Terjadi’ (Emergency
Assistance for Recovery and Rehabilitation from Recent Disasters) senilai 500
juta dolar AS untuk membantu pemerintah Indonesia dalam pemulihan bencana.
Pinjaman bagian dari
tanggapan ADB terhadap dua bencana alam yang melanda Indonesia. Bencana yang
terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat dan Palu, Sulawesi Tengah ini telah
merusak infrastruktur publik serta menelan lebih dari 2.600 korban jiwa,
melukai sekitar 18.000 orang, dan menyebabkan lebih dari setengah juta orang
hidup dalam pengungsian.
“Paket bantuan
komprehensif dari ADB akan menyediakan dukungan pembiayaan yang cepat dan
fleksibel bagi pemerintah agar dapat memitigasi dampak buruk akibat bencana
alam,” kata Direktur ADB untuk Divisi Manajemen Publik, Sektor Finansial
dan Perdagangan Asia Tenggara Sona Shrestha dalam pernyataannya belum lama ini.
Pinjaman ini akan
menyediakan pendanaan bagi rencana aksi pemulihan dan rehabilitasi pemerintah
untuk kebutuhan penting seperti tempat tinggal sementara, perlindungan sosial
dan pelayanan sosial, serta pemulihan ekonomi melalui bantuan dana, skema
perkreditan, dan program-program peningkatan keahlian.
“Modalitas pinjaman
yang disalurkan dengan cepat akan memastikan bahwa pemulihan pasca-bencana dan
pembiayaan rehabilitasi dapat dipenuhi tanpa mengganggu pengeluaran pembangunan
ekonomi dan sosial yang lain dalam anggaran negara,” kata Shrestha.
Gempa bumi dan tsunami
yang terjadi Palu bahkan memicu terjadinya tanah longsor maupun likuifikasi
yang menyebabkan tanah padat kehilangan stabilitas dengan kajian awal kerugian
mencapai 2,2 miliar dolar AS di wilayah terdampak. Kehancuran yang terjadi selain
menimbulkan korban jiwa dan kehancuran harta benda juga berdampak kepada
kehidupan masyarakat serta pertumbuhan ekonomi di kedua kawasan yang terkena
bencana alam.
Sementara, Spesialis
manajemen publik ADB Robert Boothe memastikan pertumbuhan ekonomi pada kedua
provinsi diperkirakan akan turun hingga separuh, lapangan pekerjaan akan
menyusut, dan kemiskinan akan melonjak. “Dukungan ADB akan membantu
pemerintah memitigasi berbagai dampak tersebut, khususnya yang berimbas pada
kaum perempuan, lanjut usia, dan kelompok rentan,” ujarnya.
Sebelumnya, pada
Oktober, ADB menyetujui hibah darurat senilai 3 juta dolar AS yang berasal dari
Dana Tanggap Bencana Asia Pasifik (Asia Pacific Disaster Response Fund) guna
mendukung upaya pemerintah untuk memberi bantuan segera di Sulawesi Tengah.
Selain itu, ADB juga
membantu pemerintah dengan bantuan teknis untuk kajian kebutuhan pasca-bencana
dan perencanaan rekonstruksi serta menyiapkan pinjaman proyek bantuan darurat
senilai 500 juta dolar AS untuk mendukung rekonstruksi dan relokasi
infrastruktur kritis dalam jangka menengah.
Terakhir, ADB dan
pemerintah Indonesia sedang menyiapkan bantuan teknis untuk membangun kapasitas
untuk menguatkan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan keuangan dari rencana
rehabilitasi dan rekonstruksi.




