MONETER
– Asian Development Bank (ADB) atau Bank Pembangunan Asia menyetujui pinjaman
138,52 juta dolar AS untuk mendukung strategi Pemerintah Indonesia dalam
komersialisasi riset dan inovasi, serta meningkatkan keberhasilan perusahaan
rintisan di empat kawasan sains dan teknologi Indonesia.
Proyek penguatan riset dan inovasi melalui kawasan
sains dan teknologi yang modern dan efisien akan mendukung kawasan sains dan
teknologi di sejumlah institusi pendidikan tinggi negeri ternama yaitu di
Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut
Pertanian Bogor (IPB), dan Universitas Indonesia (UI).
“Terbatasnya penguasaan teknologi pada industri dan
kurangnya kapasitas penyerapan teknologi baru dapat mengurangi produktivitas
dan menghambat pertumbuhan ekonomi,” kata Senior Spesialis Sektor Sosial ADB
untuk Asia Tenggara Fook Yen Chon, Senin (12/12/2022).
Proyek ini akan mendukung peningkatan fasilitas
riset, inovasi, dan inkubasi perusahaan rintisan, memberi hibah untuk
pelaksanaan penelitian terapan dan inkubasi perusahaan rintisan, serta
meningkatkan keahlian peneliti kawasan sains dan teknologi dan kemampuan staf
pengelola riset dan inovasi.
Melalui proyek ini ia mengatakan berbagai industri
di Indonesia yang bekerja sama dengan kawasan sains dan teknologi di empat
universitas tersebut akan memperoleh pengetahuan yang diperlukan untuk
menggunakan sumber daya dengan lebih baik, menciptakan produk baru, dan masuk
ke pasar-pasar baru.
ADB memperkirakan adopsi teknologi baru di Indonesia
dapat menambah 0,55 poin persentase ke pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB)
tahunan selama 20 tahun ke depan, sehingga dapat mendorong perekonomian
Indonesia masuk ke kelompok negara berpenghasilan tinggi.
Selain itu proyek tersebut akan membantu penguatan
kawasan sains dan teknologi pada berbagai bidang teknologi yang sesuai dengan
kebutuhan sektor ekonomi prioritas Indonesia, seperti energi (energi terbarukan
dan teknologi penyimpanan) dan transportasi (kendaraan listrik dan otonom).
Kemudian teknologi informasi dan komunikasi,
pengolahan produk pertanian dan pangan (produk pangan fungsional dan pangan
halal), teknologi kesehatan, serta farmasi dan obat-obatan.
Menurutnya, proyek ini juga akan memperkuat
kemitraan pemerintah dan swasta, meningkatkan daya saing dan produktivitas
angkatan kerja seiring pengembangan dan adopsi teknologi baru, serta memperkuat
kewirausahaan dan penciptaan lapangan kerja bagi kaum muda.
Dalam mendesain proyek, ADB telah memasukkan praktik
terbaik internasional, akan mendukung inovasi berbasis permintaan pasar dan
menumbuhkembangkan ekosistem usaha perusahaan rintisan yang berkelanjutan,
serta membangun sinergi dengan beberapa proyek ADB di Indonesia.
ADB membawa pengalaman dan pengetahuan luas dalam
pengembangan sumber daya manusia, riset, serta inovasi dari Indonesia dan
berbagai penjuru kawasan ini untuk memberi nilai tambah bagi proyek ini. ADB
juga akan mengembangkan model inkubasi start-up melalui Platform Inovasi
Terbuka dan ADB Ventures.
Proyek juga selaras dengan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional 2020–2024 pemerintah, yang menekankan pada
pengembangan manusia dan penguasaan sains dan teknologi serta strategi
kemitraan negara ADB 2020-2024 untuk Indonesia. (Ant)




