Senin, Oktober 6, 2025

Anggota G-33 Sepakat Perjuangkan Keadilan dan Isu Pertanian

Must Read

Moneter.co.id – Negara
anggota G-33 sepakat memperjuangkan keadilan sekaligus memantapkan dua isu
pertanian dalam Konferensi Tingkat Menteri World Trade Organization (KTM WTO)
ke-11 pada 10-13 Desember 2017 di Buenos Aires, Argentina.

Menteri
Perdagangan RI Enggartiasto Lukita mengatakan, isu tersebut adalah Public Stockholding for Food Security
Purposes
(PSH) dan Special Safeguard
Mechanism
(SSM) yang merupakan kepentingan negara-negara berkembang.
Pernyataan sikap bersama ini akan dibawa ke sesi-sesi pembahasan mengenai isu
pertanian dalam KTM.

Menurut
Enggar, setiap anggota G-33 harus berusaha keras menghasilkan capaian yang
berarti terhadap PSH dan SSM. Hal ini dikarenakan isu PSH dan SSM memberikan
harapan bagi negara-negara berkembang untuk mewujudkan ketahanan pangan,
keberlanjutan mata pencaharian (livelihood) di sektor pertanian, serta
pembangunan pedesaan.

“Capaian-capaian
ini akan berkontribusi menunjukkan keberpihakan terhadap kepentingan
negara-negara berkembang, termasuk anggota G-33,” ujar Mendag Enggar saat
memimpin Pertemuan Menteri Negara G33 di Buenos Aires, Argentina, Sabtu (09/12)

Dalam
kesempatan ini, negara-negara anggota G-33 memperbaharui komitmen mereka untuk
terlibat secara aktif dan konstruktif dalam berbagai perundingan, dengan Mandat
Doha dan sentralitas pembangunan sebagai haluannya.

G-33
berupaya agar isu PSH dapat mencapai suatu solusi permanen setelah dibawa ke
perundingan WTO. Mendag Enggar menekankan solusi permanen yang dicapai haruslah
mencakup program-program negara anggota G-33, baik yang sedang berjalan maupun
yang akan dijalankan di masa depan.

Sementara
itu terkait isu SSM, Mendag menyampaikan G-33 harus terlibat aktif dan fokus
pada pembahasan yang sudah ada. SSM juga harus dapat digunakan untuk mengatasi
dampak dari lonjakan impor dan depresiasi harga.

“Pertemuan
Tingkat Menteri G-33 ini merupakan momentum untuk memantapkan kembali isu
pertanian dalam Doha Development Agenda, terutama terkait isu PSH dan SSM,”
ungkap Mendag Enggar.

Selain PSH
dan SSM, G-33 juga mengajak semua anggotanya melanjutkan negosiasi terkait
domestic support dan akses pasar. Hal ini juga terkait dengan upaya agar pelaku
pasar dapat berkompetisi di level yang setara (level playing field) dalam perdagangan global sektor pertanian.

Sektor
pertanian berperan penting bagi negara anggota G-33, terutama untuk anggota
yang masuk ke dalam kelompok negara-negara sedang berkembang (least developed countries/LDC), kelompok
negara ekonomi kecil (small and
vulnerable economies
/SVE), serta negara-negara pengimpor bahan pangan (Net
Food Importing Developing Countries/NFIDC).

Pertemuan
G-33 bertujuan memperkuat posisi negara-negara berkembang, terutama anggota G-
33, terhadap isu pertanian yang akan dibahas dalam KTM WTO ke-11.

G-33 adalah
koalisi negara berkembang yang memperjuangkan kepentingan negara-negara
berkembang dalam KTM WTO. Hingga saat ini, anggota berjumlah 47 negara
berkembang yang bergantung pada produk-produk pertanian. G-33 terbentuk pada
tahun 2003 dan saat ini diketuai oleh Indonesia. (TOP)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Latest News

UmrahCash dan VIDA Hadirkan Solusi Aman & Praktis

UmrahCash berkolaborasi dengan VIDA, penyedia identitas digital terkemuka di Indonesia, menghadirkan dompet digital syariah yang aman dan praktis khusus...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img