Moneter.id – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menginisiasi
keberadaan sebuah produk asuransi wisata sebagai upaya memberikan rasa aman dan
nyaman saat berwisata. Upaya tersebut kemudian diwujudkan dengan merealisasikan
penyediaan produk perlindungan wisata bernama Jagawisata yang disepakati saat
Rakornas III Kemenpar di Jakarta melalui Konsorsium Jagawisata yang disepakati
dan diluncurkan pada 27 September 2018 lalu.
Asuransi wisata ini memberikan perlindungan jiwa
bagi wisatawan baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Dengan
cakupan perlindungan meliputi risiko kecelakaan, bencana alam, risiko menjadi
korban aksi terorisme, hingga perlindungan terhadap kecelakaan akibat melakukan
kegiatan wisata olahraga ekstrim.
“Berkaca dari tragedi-tragedi bencana sepanjang
2018. Kita ingin memberikan kenyamanan bagi wisatawan dengan asuransi wisata
Jagawisata. Konsepnya dibuat sederhana dengan kemudahan klaim yang dapat
diakses secara online melalui www.jagawisata.com. Perlindungan diri dicakup
sejak saat kita keluar pintu rumah hingga masuk kembali ke pintu rumah,” kata
Asdep Investasi Pariwisata Kemenpar, Hengky Manurung saat acara Sosialisasi
Asuransi Jagawisata di Yogyakarta, Jumat (01/2).
Hengky mengatakan, produk asuransi ini sudah
diberlakukan dan dimanfaatkan industri pariwisata Indonesia. Sosialisasinya
juga sudah berjalan di berbagai destinasi wisata mulai dari Jakarta, Medan,
hingga Yogyakarta. Nantinya Kemenpar akan terus roadshow ke berbagai destinasi
khususnya di 10 Destinasi Prioritas Pariwisata.
“Ke depan produk ini juga bisa bundling dengan
layanan hotel atau industri pariwisata lainnya,” kata Hengky.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Konsorsium
Jagawisata Yudha Wirawan menambahkan, produk Jagawisata menawarkan perlindungan
mulai dari 3 hari, 7 hari, 15 hari, hingga 30 hari, dengan premi antara
Rp10.000-Rp100.000. Hal tersebut dapat dipilih sesuai keinginan para wisatawan.
Konsorsium menargetkan mampu meraup nasabah 10% dari
total penumpang pesawat dari dan menuju Indonesia. Berdasarkan data Kementerian
Perhubungan (Kemenhub), sepanjang 2017 terdapat 128 juta penumpang pesawat.
Sehingga, target penjualan polis konsorsium diharapkan mencapai 12,8 juta
dengan total perlindungan senilai Rp320 triliun.
“Memang
cukup besar, tetapi saya meyakini target tersebut dapat tercapai ketika kita
dapat terus bekerja sama,” tuturnya.
Nantinya pada kuartal pertama tahun ini, juga akan
diperkenalkan produk Jaga Aset. Produk asuransi ini akan memproteksi industri
pariwisata yang terkena dampak dari bencana alam seperti tanah longsor, gempa
bumi, banjir, dan tsunami.
“Salah satu produk unggulannya adalah santunan saat
industri terkena bencana sudah tentu akan relaksasi dan recovery. Produk ini
membantu misalnya untuk membayar gaji karayawan saat masa pemulihan
pascabencana. Namun masih kita ajukan ke OJK semoga dalam waktu dekat akan
keluar,” ujar Yudha.
Tercatat Konsorsium Asuransi Wisata terdiri dari 8
perusahaan asuransi yakni PT Central Asia Financial (Jagadiri) yang juga
menjadi leader konsorsium, PT Asuransi Jiwa Central Asia Raya (CAR Life
Insurance), PT Asuransi FPG Indonesia, PT Asuransi Staco Mandiri, PT Asuransi
Jasa Raharja Putera (JP-Insurance), PT Equity Life Indonesia, PT Asuransi
Binagriya Upakara, dan PT Asuransi Intra Asia.