Moneter.id
– PT
Bank Jago Tbk akan menggelar Penawaran Umum Terbatas (PUT) II atau rights
issue dengan menawarkan sebanyak 3 miliar saham dengan harga
pelaksanaan Rp 2.350 per lembar saham. Ditargetkan dari hasil aksi korporasi
tersebut dapat meraup dana sebesar Rp 7,05 triliun.
Kata Direktur Utama Bank Jago
Kharim Indra Gupta Siregar, dengan target perolehan dana Rp 7,05 triliun
ditambah modal inti saat ini yang mencapai Rp 1,3 triliun, maka modal inti Bank
Jago pasca rights issue menjadi sekitar Rp 8 triliun atau
masuk kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 3.
“Kami menjadi salah satu
bank yang pertumbuhannya tercepat, dari BUKU 1 menjadi BUKU 3 hanya butuh waktu
kurang lebih 15 bulan,” kata Kharim di Jakarta, Jumat (26/2).
Permodalan Bank Jago memang
tumbuh signifikan hanya dalam kurun waktu singkat. Pada masa pra akuisisi tahun
2019, Bank Jago masih berada pada kategori BUKU 1 dimana modal inti masih di
bawah Rp 100 miliar.
Kemudian pada April 2020, Bank
Jago melakukan rights issue I yang membuat modal inti
perseroan bertambah menjadi Rp 1,3 triliun atau naik menjadi BUKU 2.
Dengan rights issue II
tahun ini dimana Bank Jago menerbitkan 3 miliar saham baru dengan target dana hingga
Rp 7 triliun, maka modal inti Bank Jago akan kembali naik hingga Rp 8 triliun.
Dengan besaran modal tersebut,
Bank Jago akan naik kelas menjadi bank BUKU 3 dimana syarat menjadi bank BUKU 3
adalah memiliki modal inti Rp 5 triliun-Rp 30 triliun.
Lebih lanjut Kharim
menjelaskan, dari perolehan rights issue tersebut, 97% akan
digunakan untuk ekspansi bisnis yang meliputi partnership lending,
integrasi apps, pengembangan apps, kolaborasi dengan digital ecosystem,
dan pendirian unit usaha syariah (UUS).
Sisanya sekitar 2% digunakan
untuk pengembangan TI dan 1% untuk pengembangan sumber daya manusia
(SDM).
Kharim menambahkan, rights
issue tersebut juga merupakan bagian dari cara perseroan memenuhi
aturan OJK yang mewajibkan bank memiliki modal inti Rp 3 triliun hingga tahun
2022.
“Memang awalnya untuk
memenuhi minimum modal OJK Rp 3 triliun di tahun 2022. Tapi kelihatan respons
pasar cukup baik, ada beberapa investor baru yang menunjukkan ketertarikannya
melakukan penyertaan,” tutupnya.