Moneter.co.id – Perkembangan kondisi Bali yang semakin normal
pasca-penutupan Bandara Ngurah Rai karena aktivitas Gunung Agung, mendorong
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) untuk mengundang wisatawan mancanegara
Australia kembali berlibur ke Pulau Dewata.
Staf Khusus Menteri Pariwisata Bidang Infrastruktur Judi
Rifajantoro mengatakan Bali sudah semakin normal setelah penutupan Bandara
Ngurah Rai pada 26-27 November 2017. “Bali sudah semakin normal, jangan ragu untuk kembali berlibur ke
Bali,” katanya di Melbourne, Minggu (10/12).
Pasca-penutupan Bandara Ngurah Rai tersebut, sejumlah negara
mengeluarkan imbauan bepergian ke Bali kepada warga negaranya termasuk Tiongkok.
Namun, masyarakat di Australia justru cenderung
tidak terpengaruh dan tetap menganggap Bali sebagai rumah kedua mereka.
Oleh karena itulah pihaknya menggencarkan promosi pariwisata
ke Bali di Australia sebagai salah satu pasar utama pariwisata Bali.
Wisman Australia selama ini memfavoritkan Bali
sebagai destinasi utama mereka saat berlibur.
Pihaknya menggelar pameran dan pemasaran paket wisata ke Bali
dan sekitarnya dengan menggandeng maskapai asal Australia, Jetstar, di mall
Westfield Southland, Cheltenham Vic, Melbourne pada 6-11 Desember 2017.
Paket wisata yang ditawarkan yakni Bali Wonderful Package
tiga hari dua malam termasuk tiket pesawat dan hotel. Bahkan ada kompetisi
online yang digelar selama pameran tunggal tersebut dengan hadiah tiket ke Bali.
Selain itu Kemenpar juga menggelar Indonesia Business Meeting untuk menjaring masukan dari berbagai komponen bisnis di
Melbourne yang selama ini bergerak di bidang pariwisata dengan segmen pasar
Bali atau Indonesia secara umum.
Sementara, Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Kemenpar I Gde
Pitana mengatakan upaya untuk mempromosikan Bali akan terus digencarkan
mengingat saat ini Bali sudah semakin normal.
“Bandara Ngurah Rai ditutup hanya dua hari 26-27
Desember, pada 28 Desember ruang udara di Bali sudah bersih dari debu vulkanik
dan aktivitas di Bali di luar radius 10 km sudah normal tidak ada suasana
panik,” tegas Pitana. (TOP/Ant)