Moneter.co.id – Bank
Jogja mendorong agar aparatur sipil negara (ASN) yang mengajukan kredit dapat
mengubah peruntukan kredit bukan hanya untuk kepentingan konsumtif tetapi untuk
kegiatan produktif.
“Kami
akan dorong agar kredit dari ASN yang biasanya untuk kepentingan konsumtif bisa
diarahkan untuk kepentingan produktif,” kata Direktur Utama Bank Jogja
Kosim Junaedi di Yogyakarta, Rabu (7/3).
Kosim menjelaskan, Bank Jogja juga mempermudah pemberian kredit untuk kepentingan produktif
yaitu melalui kredit tanpa agunan dengan nilai maksimal kredit yang bisa
diakses Rp5 juta.
Hingga
Desember 2017, total kredit yang disalurkan Bank Jogja mencapai Rp546 miliar,
di antaranya terbagi menjadi Rp431 miliar untuk kredit konsumtif yang
didominasi oleh PNS.
Sedangkan
kredit produktif yang disalurkan Bank Jogja mencapai 78,5 miliar dengan Rp74,6
miliar di antaranya disalurkan untuk warga Kota Yogyakarta.
Kosim
mengatakan, ada beberapa kendala yang menyebabkan pelaku usaha mikro kecil dan
menengah (UMKM) tidak dapat mengakses kredit dengan mudah, di antaranya meiliki
catatan kredit yang buruk di bank lain. “Ini kami lakukan
sebagai sebuah bentuk kehati-hatian,” katanya.
Hingga
akhir tahun ini, Bank Jogja menargetkan pemberian kredit produktif hingga
mencapai sekitar Rp103 miliar.
Berdasarkan
Perda Nomor 5 Tahun 2015, kucuran kredit Bank Jogja untuk UMKM dan koperasi
harus bisa mencapai 40% dari total kredit yang disalurkan. Target
tersebut dicapai dalam dua tahap yaitu minimal 20% pada 2018 dan pada 2025
sudah harus bisa mencapai 40%.
Sementara
itu, hingga akhir Desember 2017, Bank Jogja juga membukukan laba sekitar Rp16,5
miliar dengan 50% di antaranya akan diserahkan ke Pemerintah Kota Yogyakarta
sebagai pendapatan asli daerah.
“Bank
Jogja akan terus berusaha meningkatkan perolehan laba sehingga bagi hasil yang
diserahkan ke Pemerintah Kota Yogyakarta juga meningkat. Pada 2018, target bagi
hasil laba bisa mencapai Rp9 miliar,” tegas Kosim.
(HAP/Ant)