Moneter.id – Perbankan milik pemerintah daerah Sumatera Barat (Pemda Sumbar), PT Bank Pembangunan Daerah
Sumatera Barat (Bank
Nagari)
menyatakan penyaluran kredit pada usaha miro kecil dan menengah (UMKM) masih menjanjikan pada tahun ini. Hal ini terlihat
dari pengajuan
pagu kredit bersubsidi (KUR) perseroan kepada pemerintah sejumlah
Rp1 triliun untuk tahun 2019.
“Tahun
2019, Bank Nagari merencanakan pertumbuhan total kredit sekitar 9,38%. Untuk pertumbuhan kredit produktif
direncanakan sekitar 24,03%. Rencana penyaluran kredit produktif tetap lebih
diarahkan ke pembiayaan UMKM,” kata Kepala
Humas Bank Nagari Zulfahmi beberapa waktu lalu.
“Potensi
penyaluran kredit UMKM di Sumbar
masih sangat besar dan menjanjikan. Sejauh ini baru 30% dari sekitar 500.000
UMKM di wilayahnya
yang telah mendapatkan akses pembiayaan melalui perbankan maupun lembaga
keuangan lainnya,” bebernya.
Ia
menambahkan perseroan juga akan bekerja sama dengan Lembaga Penyalur Dana
Bergulir (LPDB) untuk penyaluran kredit kepada UMKM dengan persyaratan dan
tarif ringan.
“Penyaluran KUR akan tetap
mendominasi portofolio kredit perseroan karena mendapat tempat tersendiri pada
pelaku usaha,” ucap Zulfahmi.
Namun demikian,
imbuhnya, perseroan juga menyediakan skema non-KUR bagi nasabah yang tidak
lolos persyaratan administrasi KUR.
“Perseroan berada di
peringkat keempat dalam penyaluran KUR secara nasional setelah BRI, Mandiri, BNI dan menduduki peringkat teratas
jika dibandingkan dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) lainnya,” tegasnya.
Dalam
menyalurkan KUR, ujarnya, perseroan telah menyiapkan 250 analis kredit UMKM
untuk lebih proaktif agar proses menyaluran kredit mikro dan kecil menjadi
lebih mudah dan cepat. “Para
analis harus menjaga
rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL)
alih-alih hanya ekspansi kredit dalam indeks performa para analis,” ucapnya.
Informasi, hingga
September 2018, NPL gross Bank
Nagari turun tipis 8 basis poin (bps) menjadi 3,11%. Adapun, NPL net susut 43 bps menjadi 1,67%. Lalu, portofolio kredit perseroan
tumbuh 8,43% menjadi Rp16 triliun dari Rp14,7 triliun pada periode yang sama
tahun lalu.
Kemudian, dana
perseroan naik tipis 0,01% menjadi Rp18,5 triliun. Pertumbuhan tersebut
menjadikan aset perseroan naik 3,43% menjadi Rp24,6 triliun dari Rp23,8
triliun.
Berdasarkan laporan keuangan triwulan
III/2018 perseroan, kredit UMKM berkontribusi sebesar 26,05% atau sejumlah Rp4
triliun kepada 29,56% dari total debitur perseroan. Selain itu, kredit kepada
usaha mikro menyumbang 18,47% ke portofolio kredit atau senilai Rp2,8 triliun.