Moneter.co.id – PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) mencatatkan total penyaluran kredit hingga akhir Desember tahun lalu mencapai Rp5,8 triliun, tumbuh 22 persen dibandingkan dengan akhir 2015 yang sebesar Rp4,7 triliun.
Direktur Utama Bank Sampoerna, Ali Rukmijah mengatakan, dari total penyaluran kredit tersebut, sekitar 70 persen disalurkan kepada segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), sedangkan sisanya disalurkan kepada non-UMKM sebesar 29 persen dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sebesar 1 persen.
“Walaupun ekspansi penyaluran kredit terus meningkat, Bank Sampoerna tetap mampu menjaga kinerja manajemen risiko. Hal ini dapat dilihat dari angka NPL net yang berada di tingkat 2,7 persen, di bawah ketentuan dari regulator sebesar 5 persen,” ujar Ali, Rabu (29/3).
Ali mengungkapkan, bahwa peningkatan penyaluran kredit tersebut juga diikuti dengan peningkatan total aset. Per Desember 2016, total aset Bank Sampoerna tercatat sebesar Rp7,5 triliun meningkat 22 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar Rp6,2 triliun.
Sedangkan untuk total dana pihak ketiga (DPK), menurutnya, juga mengalami pertumbuhan sebesar 25 persen secara setahunan. DPK tercatat menjadi sebesar Rp6,2 triliun, bila dibandingkan dengan total DPK akhir tahun 2015 yang tercatat hanya sebesar Rp5 triliun.
”Saya optimis melihat pertumbuhan Bank Sampoerna yang berkualitas dengan didukung manajemen risiko pengelolaan portofolio pinjaman yang tetap terukur. Kepercayaan nasabah dan masyarakat kepada Bank Sampoerna di masa yang akan datang diharapkan akan terus bertambah,” ucapnya.
Peningkatan penyaluran kredit dan perolehan dana pihak ketiga ini berdampak pada perolehan Pendapatan Bunga Bersih yang meningkat sangat signifikan sebesar 44 persen atau menjadi Rp458,1 miliar dari Rp319 miliar di tahun 2015. Sedangkan rasio pinjaman terhadap total simpanan atau Loan to Deposit Ratio (LDR) terjaga di level 91,5 persen.
Sementara itu, Kepala Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna Henky Suryaputra menambahkan, bahwa peningkatan Pendapatan Bunga Bersih ini ditopang oleh pendapatan bunga yang meningkat sebesar 36 persen dari Rp678,6 miliar pada 2015 menjadi Rp921,9 miliar pada 2016.
Hal ini juga diikuti dengan peningkatan Margin Bunga Bersih (Net Interest Margin) yang dicapai sebesar 6,5 persen, atau meningkat bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015 yang hanya sebesar 6,3 persen.
Sepanjang tahun 2016, beberapa rasio keuangan juga menunjukkan pencapaian yang baik, seperti CAR sebesar 18,3 persen, ROA sebesar 0,7 persen, dan ROE sebesar 3,5 persen.
”Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh stakeholder kami, yang senantiasa mendukung dan memberikan kepercayaan kepada kami. Kepercayaan merupakan amanah yang harus kami jaga dan pelihara dengan baik agar tujuan mulia untuk mendukung perkembangan dan pemberdayaan para pengusaha di sektor UMKM dapat diwujudkan bersama,” tutup Henky.
(HAP)