Moneter.id – Jakarta
– Bank Indonesia (BI) mengatakan utang luar negeri (ULN) Indonesia pada Juli
2023 sebesar 396,4 miliar dolar AS. Atau mengalami kontraksi (susut)
pertumbuhan 0,9 persen secara year on year (yoy), melanjutkan kontraksi pada
bulan sebelumnya 1,5 persen (yoy).
"Kontraksi pertumbuhan ini bersumber dari ULN sektor
swasta," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono di
Jakarta, Jumat (15/9/2023).
Erwin menjelaskan, perkembangan posisi ULN pada Juli 2023
juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas
mata uang global.
Struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh
penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. ULN Indonesia pada Juli
2023 tetap terkendali, yang tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB) yang turun menjadi 29,2 persen, dari 29,3 persen pada
bulan sebelumnya, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa
mencapai 87,8 persen dari total ULN.
Kata Erwin, ULN pemerintah tercatat sebesar 193,2 miliar
dolar AS atau secara tahunan tumbuh 4,1 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan
dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 2,8 persen (yoy).
Perkembangan ULN tersebut antara lain dipengaruhi oleh
penarikan pinjaman luar negeri untuk mendukung pembiayaan program dan proyek.
"Pemerintah terus berkomitmen untuk mengelola ULN
secara hati-hati, efisien, dan akuntabel, termasuk menjaga kredibilitas dalam
pemenuhan kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu,"
ujarnya.
Sementara ULN swasta pada Juli 2023 tercatat sebesar
193,9 miliar dolar AS atau mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 5,9 persen
(yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar
5,8 persen (yoy).
Perkembangan tersebut terutama disebabkan oleh penurunan
ULN lembaga keuangan (financial corporations) yang mencatat kontraksi
pertumbuhan lebih dalam sebesar 10,5 persen (yoy) dibandingkan dengan 9,1
persen (yoy) pada bulan sebelumnya.
Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar bersumber
dari sektor industri pengolahan; pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan
udara dingin; jasa keuangan dan asuransi; serta pertambangan dan penggalian,
dengan pangsa mencapai 78,1 persen dari total ULN swasta.
“ULN swasta juga tetap didominasi oleh ULN jangka panjang
dengan pangsa mencapai 75,6 persen terhadap total ULN swasta,” ucap Erwin.