Moneter.id – Kepala
Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyatakan, ada dua komoditas utama
yang menyumbang inflasi paling besar, yaitu telur ayam ras dan daging ayam ras
yang bulan Juli memang terjadi kenaikan harga.
“Kenaikan telur ayam ras selama sebulan terakhir memberikan
andil inflasi sebesar 0,08%. Kenaikan teluar ayam ras ini terjadi di 72 kota
IHK dan di beberapa kota seperti Banjarmasin bahkan mencapai 21%,” kata Suhariyanto,
Rabu (1/8).
Komoditas
kedua, lanjut Suhariyanto, adalah daging ayam ras di mana andil inflasi sebesar
0,07%. Setelah itu disusul beberapa komoditas bumbu-bumbuan dan sayur,”
paparnya.
Sementara, komoditas bahan makanan lain yang menyumbang
inflasi Juli 2018 adalah cabai rawit sebesar 0,03%, kacang panjang sebesar
0,02%, bayam, jengkol, kangkung, tomat sayur, jeruk, dan tomat buah
masing-masing sebesar 0,01%.
Kemudian,
komoditas yang dominan memberikan andil deflasi, yaitu bawang merah sebesar
0,05%, cabai merah sebesar 0,02%, daging sapi dan ikan segar masing-masing sebesar
0,01%.
Suhariyanto menuturkan, kelompok selanjutnya yang menyumbang
inflasi terbesar kedua adalah kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga.
Kelompok ini mengalami inflasi sebesar 0,83% dan memberikan sumbangan inflasi
sebesar 0,07%.
Untuk kelompok makanan jadi, lanjutnya, minuman, rokok, dan
tembakau mengalami inflasi sebesar 0,45% dan memberikan sumbangan inflasi
sebesar 0,09%. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi, yaitu
ketupat/lontong sayur, mie, nasi dengan lauk, rokok kretek, dan rokok kretek
fiter masing-masing sebesar 0,01%.
Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar
mengalami inflasi sebesar 0,16% dan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,04%.
Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi, yaitu tarif sewa rumah dan
upah pembantu rumah tangga masing-masing sebesar 0,01%.
Sedangkan kelompok sandang mengalami inflasi sebesar 0,29%
dan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,02%. Sementara kelompok kesehatan
mengalami inflasi sebesar 0,27% dan memberikan andil inflasi sebesar 0,01%.
Suhariyanto menambahkan, untuk kelompok transportasi,
komunikasi, dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 0,65% dan memberikan
andil deflasi sebesar 0,13%. Komoditas yang dominan memberikan andil deflasii,
yaitu tarif angkutan udara sebesar 0,14%, tarif angkutan antar kota sebesar
0,09%, dan tarif kereta api sebesar 0,01%.
Sementara
komoditas yang dominan memberikan andil inflasi, yaitu bensin sebesar 0,06% dan
tarif pulsa ponsel sebesar 0,04%. “Permintaan transportasi yang
tinggi pada bulan Lebaran sekarang kembali normal sehingga penurunan angkutan
udara ini menyebabkan deflasi. Masih ada dua komoditas yang mengalami kenaikan,
yaitu harga bensi dan tarif pulsa ponsel terutama mengenai paket
internet,” jelasnya.
(HAP)