Moneter.id – Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan inflasi tahunan Indonesia pada Juli 2024 tercatat sebesar 2,13 persen secara tahunan atau terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 103,88 pada Juli tahun lalu menjadi 106,09 pada Juli tahun 2024
“Inflasi tahunan utamanya didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 3,66 persen dan memberikan andil sebesar 1,04 persen terhadap inflasi umum,” kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti di Jakarta, Kamis (1/8/2024).
Komoditas dengan andil inflasi terbesar pada kelompok ini adalah beras dan sigaret kretek mesin yang masing-masing memberikan andil inflasi 0,47 persen dan 0,12 persen, cabai rawit (0,09 persen), gula pasir (0,06 persen), kopi bubuk (0,05 persen), serta cabai merah, sigaret kretek tangan, dan sigaret putih mesin (masing-masing 0,04 persen).
“Komoditas lain di luar kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang memberikan andil inflasi cukup signifikan adalah emas perhiasan dengan andil 0,27 persen,” ucap Amalia.
Berdasarkan komponen, inflasi harga bergejolak tercatat sebesar 3,63 persen yoy, inflasi harga diatur pemerintah 1,47 persen yoy, dan inflasi inti 1,95 persen yoy.
“Tren inflasi tahunan terjadi di seluruh wilayah, di mana inflasi tertinggi terjadi di Papua Pegunungan (5,09 persen). Kemudian, disusul oleh Papua Tengah (4,16 persen), Sulawesi Utara (4,03 persen), Gorontalo (3,07 persen), Maluku Utara (2,96 persen), Papua Barat (2,83 persen), dan Kepulauan Riau (2,81 persen),” jelas Amalia.
Sementara inflasi terendah terjadi di Kepulauan Bangka Belitung (0,84 persen), Nusa Tenggara Timur (0,85 persen), dan Papua (0,91 persen).