Senin, Oktober 6, 2025

BRI Syariah Kantongi Laba Bersih Rp190,5 Miliar di Kuartal III/2020

Must Read

Moneter.id

PT Bank BRI Syariah Tbk mencatatkan laba bersih Rp190,5 miliar pada kuartal
III/2020. Laba ini meningkat sebesar 238% dibandingkan periode yang sama tahun
sebelumnya.

Lalu untuk aset, perseroan memperoleh Rp56 triliun
atau tumbuh 51,40% secara tahunan (yoy). 

Kata Direktur Utama BRI Syariah Ngatari, hingga
triwulan III, perseroan menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 40 triliun atau
tumbuh mencapai 57,90% (yoy).

“Pertumbuhan pembiayaan ditopang oleh segmen ritel,
yakni SME, mikro, dan konsumer untuk memberikan imbal hasil yang lebih optimal,”
katanya, Senin (26/10/2020).  

Menurutnya, peningkatan laba bersih di triwulan III/2020
didukung oleh optimalisasi fungsi intermediari yang diikuti dengan pengendalian
beban biaya dana.  

Rinciannya, pada kuartal III/2020, komposisi
pembiayaan konsumer menjadi yang domininan dalam penyaluran pembiayaan di BRI
Syariah. Pembiayaan konsumer ini menjadi salah satu fokus penyaluran pembiayaan
karena memiliki risiko yang rendah.  

Hal ini dikarenakan pembiayaan konsumer ini
berdasarkan asset based atau kredit
pemilikan rumah (KPR) dan salary based
(pembiayaan multi guna).

Total pembiayaan konsumer yang disalurkan BRI Syariah
hingga kuartal III/2020 mencapai Rp 12,2 triliun atau tumbuh sebesar 53,77%
(yoy).  

Pembiayaan mikro BRI Syariah juga memberikan
kontribusi besar terhadap total pembiayaan. Penyaluran pembiayaan mikro
tercatat sebesar Rp 10,9 triliun, tumbuh sebesar 185% (yoy).

Pembiayaan KUR yang masuk di segmen mikro mencatat
pertumbuhan positif mencapai 95% dari target total di tahun 2020 yang sebesar
Rp 4,5 triliun.  

“Di September 2020, kami telah menyalurkan KUR Rp 4,3
triliun. Artinya hampir tercapai 100% dari target,” lanjut Ngatari.  

Kemudian, pada dana pihak ketiga (DPK) BRI Syariah
mencatat pertumbuhan sebesar 72,7%. Dalam penghimpunan dana, perseroan fokus
dalam meningkatkan dana murah (CASA).

Pada triwulan III, perseroan mampu meningkatkan CASA
sebesar 135% (yoy). Peningkatan CASA ini bertujuan agar perseroan dapat
mengendalikan biaya dana atau Cost of
Fund
.  

“DPK meningkat ditopang oleh pertumbuhan dana murah
(giro dan tabungan) sejalan dengan strategi pengendalian beban biaya dana.
Peningkatan dana murah mendorong penurunan biaya dana atau cost of fund,” jelas Ngatari.  

Jelas Ngatari, salah satu pendorong pertumbuhan
pembiayaan BRI Syariah di masa pandemi ini adalah digitalisasi proses
pembiayaan lewat aplikasi i-Kurma.

“Perseroan mengoptimalkan i-Kurma sebagai langkah
transformasi digital dalam proses pembiayaan. Ini terbukti efektif dalam
meningkatkan kinerja BRI Syariah, mengingat tenaga pemasar pembiayaan
dimungkinkan untuk bekerja secara efektif dan efisien di tengah adaptasi
kebiasaan baru pada masa pandemi Covid-19,” paparnya.  

Informasi saja, dalam upaya pemulihan ekonomi nasional
akibat pandemi Covid-19, perseroan ditunjuk menjadi salah satu bank penyalur
dana Pemulihan Ekonomi Nasional.

Hingga pertengahan Oktober 2020, BRI Syariah telah
menyalurkan sekitar Rp 449,9 miliar kepada 6.169 nasabah. Penyaluran diarahkan
kepada sektor usaha produktif.


- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Latest News

GIIAS Hadirkan Informasi dan Inovasi Otomotif Terbaru Bagi Pelajar dan Mahasiswa Lewat Education Day

Rangkaian pameran otomotif GIIAS Bandung 2025 yang resmi dibuka pada 01 Oktober hingga 05 Oktober 2025 di Sudirman Grand...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img