Moneter.id
–
BTN Syariah mencatatkan pertumbuhan aset Unit Usaha Syariah (UUS) sebesar 16,37%
yoy atau menjadi Rp33,03 triliun pada
kuartal IV/2020.
Dana Pihak Ketiga (DPK) juga tumbuh 9,02% yoy menjadi
Rp23,83 triliun di akhir Desember 2020. BTN Syariah juga terus melakukan
peningkatan pencadangan dengan coverage
ratio naik level menjadi 55,55% pada kuartal IV/2020 dari 38,68% di periode
yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, sejalan dengan proyeksi positif pada
sektor properti yang ditopang oleh prospek perbaikan ekonomi nasional, Bank BTN
membidik pertumbuhan laba bersih tahun 2021 pada kisaran 50% – 70%. Untuk
mencapai target tersebut, BBTN menargetkan kredit dan DPK tumbuh pada
kisaran 7% – 9%.
Baca
juga: Wow, BTN Raup Laba Bersih Rp1,60 Triliun atau Naik600 Persen Lebih di
Kuartal IV/2020
“Kami optimis, dengan proyeksi dan potensi yang ada
meskipun masih di tengah pandemi, laba bersih perseroan tahun 2021 dapat
tetap tumbuh pada kisaran Rp2,5 triliun – Rp2,8 triliun atau naik sekitar 50% –
70% secara tahunan,” kata Plt. Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu, Senin (15/2/21).
Nixon menjelaskan, proyeksi peningkatan laba bersih
tersebut akan banyak ditopang oleh penghematan biaya dana. Selain itu, Bank
BTN juga akan mengandalkan penguatan digital untuk mendorong efisiensi
dan fee based income (FBI).
“Perseroan akan mengutamakan upaya mendorong sektor
pembangunan perumahan sebagai core
business Bank BTN,” ucapnya.
Pasalnya, lanjut Nixon, sektor tersebut dapat membawa
dampak ekonomis bagi 174 industri turunan lainnya, sehingga turut bermanfaat
bagi perekonomian nasional.
“Ini akan berdampak sangat positif dalam mendorong
ekonomi nasional dan kami optimis BTN akan dapat memainkan perannya dengan baik
sebagai salah satu lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional,” tegas Nixon.