Moneter.co.id – PT Sasa Inti berhasil melakukan ekspor perdana ke Arab Saudi berupa bumbu masak senilai USD 13.200 atau sebesar Rp176,14 juta. Hal ini didapat berkat fasilitas yang didapat dari Tim
Ekonomi dan Perdagangan KJRI Jeddah.
Konsul Jenderal RI Jeddah, M. Hery Saripudin mengatakan, pada pertengahan Juli 2017 PT Sasa Inti telah
melakukan pengapalan perdana sebanyak satu kontainer. Diperkirakan kontainer
tersebut akan sampai di Arab Saudi pada 9 Agustus 2017.
“Kami berharap ekspor
perdana ini dapat terus ditindaklanjuti secara bertahap dan berkelanjutan,
sehingga mampu meningkatkan nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Arab
Saudi,” jelasnya diketerangan resmi yang Moneter.co.id terima, Kamis (3/8)
Selama
periode Mei-Juni 2017, Tim Ekonomi dan Perdagangan Jeddah aktif membantu
PT Sasa Inti dan Sami Farouk Al-Kathiri untuk melakukan pendampingan registrasi
produk MSG dan non-MSG dari PT Sasa Inti ke SFDA.
Perusahaan Sami Al-Kathiri
merupakan importir makanan dan minuman Indonesia yang telah mempunyai rekam
jejak sebagai agen dari beberapa produk Indonesia.
Sementara itu, Kepala Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Jeddah, Gunawan menjelaskan, pendampingan registrasi ini khususnya terkait
dengan HS Code dari produk PT Sasa Inti hingga berhasil terdaftar di SFDA Arab
Saudi.
Gunawan
menyampaikan, bahwa wakil manajemen dari Sami Farouk Al-Kathiri menyatakan
sebanyak lima jenis produk PT Sasa Inti telah berhasil lulus Saudi Food and Drug Authority (SFDA).
Produk tersebut yaitu tepung bumbu ala Kentucky
ayam krispy, tepung bakwan, tepung pisang goreng, kaldu ayam, dan kaldu sapi.
“Dengan kata lain, produk ini telah siap untuk masuk dan memenuhi pasar Arab
Saudi,” ucapnya.
PT Sasa Inti
diperkenalkan pertama kali oleh Tim Ekonomi dan Perdagangan KJRI Jeddah ke
pasar Arab Saudi pada pameran Saudi Food
Hotel and Hospitality (SFHH), yang berlangsung pada April 2017 lalu.
Perusahaan
ini memperkenalkan produk-produknya yaitu tepung bumbu serbaguna original,
tepung bumbu serbaguna hot & spicy,
tepung bumbu serbaguna oriental,
tepung bumbu ala kentucky, tepung
pisang goreng dan tepung bakwan spesial, serta berbagai inovasi penyedap
makanan yang diproduksi dan telah lulus standar kesehatan internasional.
Pasca
pelaksanaan pameran SFHH, lanjut Gunawan, Tim Ekonomi dan Perdagangan KJRI
Jeddah sangat intens melakukan komunikasi dan mempertemukan PT Sasa Inti dengan
perusahaan importir asal Arab Saudi, yaitu Sami Farouk Al-Kathiri. Pada
kesempatan ini Sami Al-Kathiri tertarik untuk mendatangkan bumbu dan bahan
makanan dari Indonesia.
Berdasarkan
data Trade statistics for international
business development dari UN Comtrade untuk lima tahun terakhir, nilai ekspor Indonesia untuk
komoditas dengan kode HS-21 (Miscellaneous
edible preparations) termasuk bumbu
masak terus meningkat.
Pada tahun
2012 nilai ekspor Indonesia ke Arab Saudi untuk komoditas dengan HS-21 adalah
sebesar USD 14,4 juta, tahun 2013 senilai USD 12,9 juta, tahun 2014 senilai USD
13,5 juta, tahun 2015 senilai USD 14,4 dan tahun 2016 senilai USD 15,7 juta.
Sedangkan
nilai impor Arab Saudi dari seluruh dunia selama lima tahun terakhir sejak
tahun 2012 adalah senilai USD 1,38 miliar, tahun 2013 senilai USD 1,5 miliar,
tahun 2014 senilai USD 1,54 miliar, tahun 2015 senilai USD 1,62 miliar, dan
tahun 2016 adalah senilai USD 1,47 miliar.
Pada tahun
2016 Indonesia merupakan negara peringkat ke-22 penyuplai komoditas HS-21
dengan nilai USD 29,8 juta, Malaysia pada urutan ke-20 dengan nilai USD 16,14
juta, dan China pada urutan ke-21 senilai USD 15,86 juta. Indonesia menyuplai
1,07% kebutuhan total dari Arab Saudi.
Sedangkan
lima negara pengekspor komoditas HS-21 terbesar ke Arab Saudi adalah Irlandia
(USD 369,5 juta), Amerika Serikat (USD 129,5 juta), Uni Emirat Arab (USD 118,5
juta), Mesir (USD 77,6 juta), dan Denmark (USD 72,5 juta).
“Indonesia masih memiliki potensi yang besar untuk masuk
ke pasar Arab Saudi. Para pengusaha harus terus berupaya meningkatkan kualitas
produknya untuk mengisi pasar yang lebih besar di Arab Saudi,” pungkas
Gunawan. (Top)