Moneter.id – Menteri
Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyampaikan capaian kinerja Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN)
2018 ditutup dengan sangat baik.
“Hal
itu merujuk pada sejumlah indikator. Seperti, dari sisi penerimaan negara, baik
pajak, bea cukai maupun penerimaan negara bukan pajak, tumbuh tinggi dan sehat.
Selain itu, belanja negara baik di pusat maupun daerah juga terealisasi dengan
baik,” kata Menkeu dikutip dari dari akun facebooknya, Selasa (1/1).
Menurutnya, pembiayaan mengalami
kontraksi, dengan defisit APBN sebesar 1,72% dari PDB, jauh lebih rendah dari
angka UU APBN 2018 sebesar 2,19%. Ini adalah defisit terkecil sejak 2012.
Selain itu, kata Menkeu Sri,
keseimbangan primer pun sebesar Rp4,1 triliun. “Itu surplus keseimbangan
primer sejak 2011. Prestasi!” tegasnya.
Ia
juga menyampaikan pihaknya akan terus menjaga APBN dan keuangan negara secara
profesional, hati-hati dan bertanggung jawab.
Pihaknya
pun akan melakukan pembiayaan yang inovatif baik melalui kerja sama pemerintah
dan Badan Usaha/Swasta maupun dengan “Blended Finance”. “Agar
partisipasi swasta dan masyarakat terus meningkat, sehingga mereka ikut memiliki
proses dan proyek pembangunan,” tambahnya.
APBN
dan kebijakan fiskal, disampaikannya, telah dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat mulai dari membantu keluarga miskin, pembangunan infrastruktur
hingga membantu daerah bencana.
Selain itu, ia menyampaikan untuk
pertama kalinya dalam 15 tahun, pemerintah tidak mengajukan perubahan UU APBN
2018. Hal itu yang kemudian mendorong semua kementerian/lembaga fokus
menjalankan rencana anggaran secara penuh. “Kita sambut 2019 dengan
optimisme, namun tetap waspada dan hati-hati,” tutup Menkeu Sri Mulyani.