Senin, Oktober 6, 2025

Dirjen IKM Kemenperin: Industri Kreatif Berpeluang Jadi Andalan Ekonomi Nasional

Must Read

Moneter.id – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus fokus menumbuhkan
sektor industri kreatif di Tanah Air karena mampu memberikan kontribusi
signifikan bagi perekonomian nasional. Sejalan upaya tersebut, juga dilakukan
peningkatan daya saingnya agar semakin kompetitif di kancah domestik hingga
global, bahkan siap memasuki era ekonomi digital.
 

“Ke depannya, dengan bergulir revolusi industri 4.0, sektor-sektor
ekonomi kreatif berpeluang besar menjadi andalan bagi pertumbuhan ekonomi kita.
Apalagi, potensi kita didukung dengan sumber daya manusia yang kreatif dan
beragamnya kearifan budaya lokal,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil dan
Menengah (IKM) Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta, Sabtu (29/9).
 

Gati menjelaskan, industri kreatif di Indonesia
mencatatkan kontribusi yang terus meningkat terhadap produk domestik bruto
(PDB) dalam tiga tahun terakhir. Pada tahun 2015, sektor ini menyumbang sebesar
Rp852 triliun, sedangkan pada 2016 mencapai Rp923 triliun, dan bertambah
menjadi Rp990 triliun di 2017. Tahun 2018 diproyeksi tembus hingga Rp1.000
triliun.
 

“Tercatat ada tiga subsektor yang memberikan sumbangsih
besar terhadap ekonomi kreatif, yakni industri kuliner sebesar 41,69 persen,
disusul industri fesyen sebesar 18,15 persen, dan industri kriya sebesar 15,70
persen,” ujar Gati.
 

Selain itu, kata Gati, subsektor lainnya, seperti industri animasi saat ini cukup potensial berkembang dengan
pertumbuhan di atas
6 persen.
 

Dalam upaya pengembangan industri kreatif nasional,
Kemenperin memiliki tugas untuk fokus membina subsektor kriya, fesyen, film, animasi dan video, serta aplikasi dan pengembangan permainan. “Guna mendukung kelompok sektor
tersebut, kami telah mendirikan
Bali Creative Industry Center
(BCIC) sejak 2015. Tujuannya sebagai pusat pengembangan dan inovasi, serta
peningkatan daya saing,” tutur Gati.
 

Beberapa program yang dilaksanakan di BCIC, antara lain Creative Business Incubator (CBI), Indonesia Fashion and Craft Awards
(IFCA), dan Design Laboratory. Pada tahun
2018, untuk pelaksanaan kegiatan CBI, Direktorat Jenderal IKM Kemenperin berkolaborasi
dengan Business Venturing and Development Institute (BVDI) Prasetya Mulya.
 

“Melalui program tersebut, para pelaku IKM kreatif bidang
kriya dan fesyen akan diberikan pelatihan dan pendampingan untuk mengembangkan
bisnisnya (scalling-up). Kegiatan ini
dilakukan pada tanggal 28 September 2018 di BCIC melalui acara Creative Talk,” papar Gati.
 

Sementara itu, kegiatan IFCA di tahun 2018, Ditjen IKM
bekerjasama dengan Taiwan Design Center untuk peningkatan kapasitas desainer lokal.
“Kami sudah memetakan potensi desainer inovatif untuk dipromosikan agar tumbuh
dan berkembang secara maksimal,” ujarnya.
 

Sedangkan, kegiatan Design Laboratory sebagai ajang
kolaborasi antara para desainer, praktisi dan sentra IKM untuk menghasilkan
desain produk baru yang tujuannya meningkatkan daya saing produk IKM. Program
ini juga dalam rangka mengembangkan riset teknologi, desain, seni, budaya dan inovasi
bagi industri kreatif nasional.
 


 

(TOP)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Latest News

UmrahCash dan VIDA Hadirkan Solusi Aman & Praktis

UmrahCash berkolaborasi dengan VIDA, penyedia identitas digital terkemuka di Indonesia, menghadirkan dompet digital syariah yang aman dan praktis khusus...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img