Moneter.co.id – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong
pengembangan kawasan industri, khususnya di luar Pulau Jawa. Upaya ini untuk
mengakselerasi pemerataan pembangunan nasional dalam rangka mewujudkan
Indonesia sentris.
“Kawasan industri khususnya di luar Jawa sudah mulai
tumbuh sesuai semangat Nawacita Pemerintahan Jokowi-JK untuk menyebarluaskan
pertumbuhan industri hingga ke pelosok daerah,” kata Pelaksana Tugas (Plt)
Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan
di Jakarta, Senin (12/2).
Putu menyampaikan, sebanyak 10 kawasan industri
ditargetkan terbangun hingga tahun 2019 sesuai program Nawacita. Namun, saat
ini 10 kawasan industri baru sudah beroperasi. Bahkan, ada tiga tambahan
kawasan industri yang menyusul akan selesai pembangunannya pada tahun
2018.
“Tiga kawasan industri baru yang akan beroperasi tahun
ini, yaitu kawasan industri Lhokseumawe di Aceh, kawasan industri Wilmar di
Serang, dan kawasan industri Tanjung Buton di Riau. Jadi, tahun 2018 ada 13
kawasan,” ungkapnya.
Tahun 2019 juga ditargetkan lima kawasan industri yang
bakal dibangun. “Artinya, target kami sudah tercapai. Jadi, nanti tahun 2019
sudah ada 18 kawasan industri baru yang beroperasi,” ujar Putu.
Guna mempercepat pengembangan kawasan industri,
menurutnya, perlu adanya insentif nonfiskal dan kemudahan perizinan investasi
di kawasan industri.
Saat ini, Kemenperin juga fokus untuk menarik para
pelaku industri agar menanamkan modalnya di sejumlah kawasan industri tersebut.
“Kalau hanya kawasan saja, tidak ada isinya, buat apa? Untuk itu, investasi
industri yang harus juga kami dorong,” lanjutnya.
Sementara, Menteri
Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan, pihaknya telah memfasilitasi
pembangunan kawasan industri terpadu dengan fasilitas-fasilitas penunjang guna
memudahkan para investor dalam mengembangkan bisnisnya di Tanah Air.
“Pembangunan
kawasan industri juga merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mengurangi
ketimpangan ekonomi dalam negeri serta mewujudkan kesejahteraan masyarakat,”
tegasnya.
Menteri
Airlangga menyebutkan, pada tahun 2018, ditargetkan nilai investasi yang bisa
ditarik dari 13 kawasan industri akan mencapai Rp250,7 triliun. Ke-13 kawasan
industri (KI) tersebut, yaitu KI
Morowali, Sulawesi Tengah, KI atau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei
Mangkei, Sumatera Utara, KI Bantaeng,
Sulawesi Selatan, KI JIIPE Gresik, Jawa Timur, KI Kendal, Jawa Tengah, dan KI
Wilmar Serang, Banten.
Selanjutnya, KI Dumai, Riau, KI Konawe, Sulawesi Tenggara, KI/KEK Palu,
Sulawesi Tengah, KI/KEK Bitung, Sulawesi Utara, KI Ketapang, Kalimantan Barat,
KI/KEK Lhokseumawe, Aceh, dan KI Tanjung Buton, Riau.
“Pemerintah telah memberikan kemudahan berinvestasi di dalam kawasan
industri, antara lain melalui pemberian insentif fiskal dan nonfiskal serta
pembentukan satgas untuk penyediaan gas, listrik, air, SDM, lahan, tata ruang,
dan lain-lain,” jelasnya.
Selain itu, tahun 2018, Kemenperin juga menyiapkan anggaran
sebesar Rp140,75 miliar untuk menunjang
pengembangan tiga kawasan industri di luar Jawa, yaitu kawasan industri
Sei Mangkei, Sumatera Utara, kawasan industri Morowali, Sulawesi Tengah, dan
kawasasn industri Bantaeng, Sulawesi Selatan.
Pengembangan yang akan dilakukan, antara lain untuk
perluasan lahan dan peningkatan keperluan operasional kawasan industri.
Termasuk pula pembangunan infrastruktur, menyiapkan ketersediaan SDM, hingga
peningkatan investasi.
“Upaya tersebut dilakukan guna memperbaiki iklim
investasi dan penciptaan lapangan pekerjaan baru,” kata Menperin.
(HAP)