Senin, Oktober 6, 2025

Dongkrak Ekonomi Nasional, Hilirisasi dan Industrialisasi Harus Digenjot

Must Read

Moneter.id – Presiden Joko
Widodo (Jokowi) menyatakan hilirisasi dan industrialisasi perlu benar-benar
digenjot dan digalakkan. Utamanya sektor hasil-hasil tambang, sehingga kita
tidak perlu lagi kirim (ekspor) bahan baku mentah.

“Ini harus
dihentikan. Jadi, kita harus berani beralih, dengan mengirim barang dalam
bentuk setengah jadi atau jadi,” kata Jokowi pada acara

CEO Forum di Jakarta, Selasa (27/11).

Menurut Presiden, saat ini sudah ada berbagai teknologi guna
mempermudah pelaksanaan program peningkatan nilai tambah bahan baku dalam
negeri tersebut. Contohnya untuk mengolah komoditas batu bara.

“Sekarang ada teknologi untuk batu bara yang kelas rendah
maupun kelas menengah, bisa dijadikan gas, bisa dijadikan minyak. Karena
teknologi baru telah berkembang,” tuturnya.

Sementara, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto
menambahkan, aktivitas industrialisasi konsisten membawa efek berantai yang
positif bagi perekonomian nasional. Selain peningkatan nilai tambah, juga
memacu pada penyerapan tenaga kerja dan penerimaan negara dari ekspor.

“Tidak ada satu negara maju di dunia yang tanpa melalui
proses industrialisasi,” tegasnya.

Menperin menyebutkan data United Nations Industrial Development Organization
(UNIDO),
Indonesia menempati peringkat ke-4 dunia dari 15 negara yang
kontribusi industri manufakturnya terhadap produk domestik bruto (PDB) di atas
10%.

“Kita sering mendengar deindustrialisasi itu karena
kontribusi ke PDB harus di atas 30%. Kalau kita melihat data UNIDO, ekonomi
negara di dunia yang di atas 30% itu tidak ada,” ungkapnya.

Berdasarkan laporan UNIDO, di negara industri, rata-rata sektor
manufakturnya menyetor ke PDB hanya mencapai 17%. Sementara Indonesia mampu
menyumbang hingga 22%, di bawah Korea Selatan (29%), China (27%), dan Jerman
(23%). Namun, Indonesia melampaui perolehan Meksiko (19%) dan Jepang (19%).

Sedangkan, negara-negara dengan kontribusi sektor industrinya
di bawah rata-rata 17%, antara lain India, Italia, Spanyol, Amerika Srikat,
Rusia, Brasil, Perancis, Kanada dan Inggris.

UNIDO juga mengemukakan, Indonesia termasuk dari 4 negara Asia
yang memiliki nilai tambah sektor manufakturnya tertinggi di dunia. “Jadi, kita
bersama China, Jepang, dan India,” imbuh Airlangga.
Nilai tambah industri nasional
meningkat hingga USD34 miliar, dari tahun 2014 yang mencapai USD202,82 miliar dan
saat ini menjadi USD236,69 miliar.

Menperin menjelaskan,
dalam upaya menggenjot industrialisasi, pihaknya memfasilitasi pembangunan
kawasan industri terutama di luar Jawa. Langkah ini juga mendorong terwujudnya
Indonesia sentris, yakni pemerataan pembangunan dan ekonomi di seluruh wilayah
Indonesia.

“Seperti
kawasan industri di Sei Mangkei, saat ini sudah ada industrinya dan akan
dikembangkan menjadi pusat pertumbuhan industri hilir berbasis aluminium.
Kemudian, kawasan industri di Dumai untuk hilirisasi CPO, serta di Morowali
yang sekarang telah mampu memproduksi stainless
steel
dan produk turunannya,” paparnya.

Airlangga menambahkan,
di tengah era revolusi industri 4.0, Indonesia sudah siap memasuki melalui
implementasi peta jalan Making Indonesia. Ini sebagai strategi dan arah yang
jelas dalam meningkatkan daya saing industri nasional di kancah global.
Aspirasi besarnya adalah menjadikan Indonesia masuk dalam 10 negara yang
memiliki perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030.

“Target itu
bisa tercapai, dengan didorong peningkatan produktivitas dua kali dan anggaran
untuk riset sebesar dua persen,” ujarnya.

Selain itu, guna mendongkrak daya saing, Kementerian
Perindustrian juga mendukung penerapan kebijakan substitusi impor dan
pendalaman struktur industri.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Latest News

UmrahCash dan VIDA Hadirkan Solusi Aman & Praktis

UmrahCash berkolaborasi dengan VIDA, penyedia identitas digital terkemuka di Indonesia, menghadirkan dompet digital syariah yang aman dan praktis khusus...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img