Moneter.co.id – PT Bank Pembangunan Daerah Nagari (BPD Nagari) mencatatkan penurunan laba hingga 30,76% menjadi Rp77,15 miliar pada kuartal I 2017, berbanding di periode yang sama tahun 2016 membukukan keuntungan Rp111,44 miliar.
Disamping itu, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) di tiga bulan perdana juga membengkak ke angka 3,24% (gross) atau mencapai Rp443,76 miliar dari posisi sebelumnya 3,16%. Dari sisi kredit, persentase share kredit antara kredit produktif dengan kredit konsumtif juga semakin melebar.
Pada periode Januari hingga Maret tahun lalu, porsi kredit produktif masih mencapai 30% dan 70% sisanya merupakan kredit konsumtif, saat ini porsi kredit produktif menyusut ke angka 22% dan kredit konsumtif meningkat menjadi 78%.
Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) juga tercatat naik ke angka 83,83%, bandingkan dengan BOPO Bank Nagara di tiga bulan pertama tahun ini yang masih bertengger di angka 76,38%.
Rasio keuangan lainnya seperti return on asset (ROA) juga turun ke angka 1,65,% dari posisi sebelumnya 2,82%. Seakan tidak mau kalah, return on equity (ROE) perusahaan juga ikut turun ke angka 13,35% dari posisi sebelumnya 22,43%.
Terkait hal tersebut, pemegang saham menuntut untuk segera diadakan RUPS LB untuk memberhentikan Direktur Utama dan juga Direktur Kredit.
Selain itu, semua pejabat eksekutif (Kepala Divisi dan semua Kepala cabang) juga membuat surat mosi tidak percaya untuk Direktur Utama dan Direktur Kredit. Surat tersebut juga ditujukan kepada Gubernur, Walikota, Bupati serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Rep.Hap