Moneter.co.id – Saat ini, industri semen nasional tengah kelebihan pasokan hingga 40 juta ton. Terkait hal itu, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) memutuskan untuk menghentikan kegiatan produksi di tiga pabrik yakni P1, P2, dan P6.
Direktur Utama Indocement Christian Kartawijaya mengatakan, dengan adanya kelebihan pasokan maka harga semen pun turun hingga 12%. Sementara, pertumbuhan konsumsi semen domestik diperkirakan akan mengalami peningkatan sebesar 4%-5% dibanding tahun lalu. “Harga jual turun 10%-12% year on year,” ujarnya, Senin (7/8).
Ia menjelaskan, meningkatnya pertumbuhan konsumsi semen domestik itu tak lepas dari proyek infrastruktur yang terus dibangun. Dari sana akan ada multiplier effect ke banyak sektor termasuk semen.
“Infrastruktur tol kalau sudah dibuka, banyak yang bangun properti. Korelasi kita juga dengan alat berat, batu bara, plantation kalau penjualan mereka naik, semen mengikuti,” ucap Christian.
Sementara, Indocement mencatat volume penjualan domestik sebesar 7,8 juta ton pada semester I/2017, di mana 1,4% atau 109 ribu ton lebih rendah dari penjualan tahun lalu.
Sementara, permintaan semen domestik nasional menurun 1,3%, sehingga mengakibatkan pangsa pasar perseroan menurun dari 26,5% semester I/2016 menjadi 25,5% pada semester I/2017.
Namun, sayangnya konsumsi semen di Jakarta sebagai home market Indocement turun cukup tajam sebesar 7,7%, sementara konsumsi di Jawa Barat menurun 2,7%.
“Hingga Juni minus 1,3% dari sisi permintaan konsumsi. Sulit membangdingkan year on year karena Lebaran bergeser karena Semen pada Juni kemarin terhenti dua minggu sampai tiga minggu,” tutupnya. (Sam)