Selasa, September 30, 2025

Indonesia Bakal Jadi Hub Manufaktur di Asean

Must Read

Moneter.id – Menteri
Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa Indonesia dinilai mampu
menjadi hub manufaktur di tingkat Asean. Hal ini lantaran Indonesia masih
menjadi negara tujuan utama untuk investasi, bahkan basis produksi bagi para
produsen global untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik hingga ekspor.

“Pemerintah
bertekad untuk terus menciptakan iklim investasi yang kondusif serta memberikan
kemudahan perizinan usaha dan insentif bagi industri,” kata Airlangga Hartarto
di Jakarta, Rabu (8/5).

Menperin
menjelaskan, guna memacu kapasitas produksi di sektor manufaktur, diperlukan
upaya untuk meningkatkan investasi. “Kami mengharapkan utilisasi dari kapasitas
yang ada terus naik, karena dengan kapasitas yang lebih besar akan bisa
mendorong ekspor ke pasar tradisional dan pasar baru yang potensial,” tuturnya.

Pada kuartal
I
/2019, industri manufaktur memberikan
kontribusi sebesar
 22,7% dari total nilai investasi yang
mencapai Rp195,1 triliun, yang berasal dari penanaman modal asing maupun
dalam negeri. Guna menggenjot investasi di sektor industri, salah satu upaya
yang dilakukan pemerintah adalah memberikan fasilitas insentif fiskal
berupa tax holiday.

Airlangga
optimistis Indonesia mampu menjadi pusat manufaktur di kawasan Asia Tenggara.
Apalagi, beberapa sektor industri telah memiliki struktur industri yang dalam,
mulai dari hulu sampai hilir. Misalnya, industri otomotif, tekstil dan pakaian,
makanan dan minuman, logam dasar, dan kimia.

“Dalam waktu dekat, ada beberapa principal otomotif
lagi yang bergabung dan akan menjadikan Indonesia sebagai hub manufaktur
otomotif di wilayah Asia,” 
ungkapnya.

Potensi industri otomotif di Indonesia cukup besar, dengan
jumlah produksi mobil yang mencapai 1,34 juta unit atau senilai USD13,76 miliar
sepanjang tahun 2018. Saat ini, empat perusahaan otomotif besar telah
menjadikan Indonesia sebagai rantai pasok global. 
Bagi
Indonesia, i
ndustri pengolahan masih memberikan kontribusi terbesar
kepada struktur produk domestik bruto (PDB) hingga 20,0
7% pada
triwulan I
/2019.

Berdasarkan
data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah tersebut naik dibanding capaian
sepanjang tahun 2018 sebesar 19,8
6%. “Dari capaian 20% tersebut,
laporan World Bank juga menunjukkan, Indonesia menempati peringkat kelima di
antara negara G20,” 
ujarnya.

Menurut
Menperin, Indonesia hampir sejajar dengan Jerman, yang kontribusi sektor
manufakturnya berada di angka 20,6
%Bahkan,
menjadi yang tertinggi di Asean. 
Sementara itu, posisi teratas
ditempati China (28,8%), disusul Korea Selatan (27%) dan Jepang (21%).

Saat
ini, negara-negara industri 
lainnya di kancah global,
kontribusi sektor manufakturnya terhadap perekonomian rata-rata sekitar 17
5. Mereka
itu antara lain 
Turki, Meksiko, India, Italia,
Spanyol, Amerika Serikat, Rusia, Brasil, Perancis, Kanada dan Inggris.

“Artinya,
sekarang tidak ada negara di dunia yang bisa mencapai di atas 30
%,”
ujarnya.

Maka
itu, melalui sumbangsih sektor manufaktur yang cukup besar, tidak tepat kalau
Indonesia dikatakan sebagai negara yang mengalami deindustrialisasi.
 “Apalagi,
saat ini Indonesia masuk dalam 16 besar negara yang memiliki perekonomian
terkuat di dunia,” imbuhnya.

Bahkan,
melalui Making Indonesia 4.0, aspirasi besarnya adalah mewujudkan Indonesia
masuk jajaran 10 negara yang memiliki perekonomian terkuat di dunia pada tahun
2030. “Kalau hasil studi PwC dan McKinsey, kita bisa masuk 7 besar ekonomi
dunia di 2045. Targetnya, pada 100 tahun Indonesia merdeka nanti, kita bisa
menjadi ekonomi ke-4 terbesar di dunia,” tutur Airlangga.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Latest News

Lepas Ekspor Produk Olahan Susu dari Cikarang, Mendag Busan : Ini Bukti Daya Saing Produk Mamin Indonesia

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso melepas ekspor empat kontainer susu bubuk dan susu kental manis produksi PT Frisian Flag...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img