Senin, Oktober 6, 2025

Industri Manufaktur Sumbang 18,5 Persen atau Rp16,1 Triliun ke PMDN

Must Read

Moneter.id – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus
berupaya mendorong realisiasi dari komitmen para investor sektor industri yang
telah menyatakan minatnya untuk menanamkan modal di Indonesia. Hal ini karena
berdampak luas terhadap peningkatan pada penerimaan devisa, kapasitas produksi,
dan penyerapan tenaga kerja.

“Untuk itu, pemerintah bertekad semakin menjaga
iklim investasi yang kondusif serta memberikan kemudahan izin usaha. Selain itu
juga telah memfasilitasi melalui pemberian insentif fiskal maupun nonfiskal,”
kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Kamis (23/5).

Menperin menyampaikan, industri manufaktur merupakan
salah satu sektor yang menyumbang cukup signfikan bagi total investasi di Indonesia.
Pada triwulan I/2019, industri pengolahan nonmigas berkontribusi sebesar 18,5%
atau Rp16,1 triliun terhadap realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN).

Adapun tiga sektor yang menunjang paling besar pada
total PMDN tersebut di tiga bulan awal tahun ini, yakni industri makanan yang
menggelontorkan dana mencapai Rp7,1 triliun, disusul industri logam dasar Rp2,6
triliun dan industri pengolahan tembakau Rp1,2 triliun.

Selanjutnya, industri manufaktur juga menyetor
hingga 26% atau USD1,9 miliar terhadap realisasi penanaman modal asing (PMA). Tiga
sektor yang menopangnya, yaitu industri logam dasar sebesar USD593 juta,
diikuti industri makanan USD376 juta serta industri bahan kimia dan barang dari
bahan kimia USD217 juta.

Airlangga optimistis, dengan terciptanya kondisi
ekonomi, politik, dan keamanan yang tetap stabil dan terkendali, akan mendukung
berjalannya aktivitas usaha atau perindustrian semakin agresif.

“Kami mengapresiasi kepada aparat Polri dan TNI yang
telah profesional mampu menjaga situasi, walau ada beberapa provokasi yang
menggangu setelah pengumuman hasil pemilu,”ujarnya.

Menurut Menperin,
iklim
usaha yang kondusif menjadi sangat penting
untuk menjaga kepercayaan para investor di Tanah Air. “Indonesia
dinilai sebagai negara yang damai, karena telah menyele
nggarakan pemilu terbesar di seluruh
dunia selama satu hari. Ini yang perlu kita jaga bersama dan kita hindari
informasi hoaks yang beredar,” tuturnya.

Lebih lanjut, Airlangga memproyeksi tren pertumbuhan
industri seusai pemilu akan tetap terjadi, karena Indonesia adalah negara yang
matang dalam penerapan sistem demokrasinya. “Demokrasi yang matang menjadi
modal pemerintah dalam menarik investasi dari luar negeri,” imbuhnya.

Kemenperin juga mencatat, investasi di sektor
industri manufaktur terus tumbuh signifikan. Pada tahun 2014, penanaman modal
masuk sebesar Rp195,74 triliun, kemudian naik mencapai Rp222,3 triliun di 2018.
Peningkatan investasi ini mendongkrak penyerapan tenaga kerja hingga 18,25 juta
orang di 2018, yang berkontribusi sebesar 14,72% terhadap total tenaga kerja
nasional.

“Dari tahun 2015 ke 2018, terjadi kenaikan hingga
17,4% dan ini diperkirakan bisa menambah lagi penyerapan tenaga kerjanya di
tahun 2019 seiring adanya realisasi investasi,” ungkap Menperin.

Kemenperin menargetkan, sepanjang 2019 pertumbuhan
industri manufaktur dapat mencapai 5,4%. Subsektor yang diperkirakan tumbuh
tinggi, antara lain industri makanan dan minuman, industri permesinan, industri
tekstil dan pakaian jadi, industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki,
serta industri barang logam, komputer dan barang elektronika. 

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Latest News

UmrahCash dan VIDA Hadirkan Solusi Aman & Praktis

UmrahCash berkolaborasi dengan VIDA, penyedia identitas digital terkemuka di Indonesia, menghadirkan dompet digital syariah yang aman dan praktis khusus...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img