Moneter – Investasi
bodong di Tanah Air seakan tiada hentinya merugikan masyarakat. Walaupun para
pelakunya banyak yang sudah ditangkap pihak berwajib dan diproses hukum,
berbagai modus investasi bodong seperti keuntungan tinggi tanpa risiko yang
terwujud dalam sistem piramida, skema ponzi, robot trading palsu serta yang ramai belakangan ini, binary option, terus menghantui masyarakat.
Korbannya pun berasal dari berbagai
kalangan dan profesi, mulai dari pelajar dan mahasiswa, ibu rumah tangga,
pekerja kantoran, dan tidak terkecuali content
creator.
Melalui
akun TikTok @si_pattra2, Pattra alias Bapak Onlen yang merupakan seorang konten
kreator dan penyanyi, menceritakan pengalamannya menjadi investor untuk produk
investasi yang sebenarnya adalah money
game.
“Ini adalah pertama kalinya dalam hidup,
saya terkena scam dan mendengar ada
yang namanya money game. Saya diminta
suntik modal Rp63 juta lebih dan sampai sekarang tidak jelas uang saya ke mana.
Pelajaran dari kasus ini adalah kita tidak bisa mengandalkan kepercayaan saja.
Kita harus berinvestasi di tempat yang legalitasnya sudah jelas,” terang Pattra diketerangan resminya, Senin (21/2/2022).
Selain
Pattra, salah satu warganet bernama Dewi juga mengisahkan pengalaman kakak
iparnya terlibat investasi bodong. “Dia dijanjikan bisa mendapatkan ratusan
juta hanya dengan modal Rp10 juta.” Sementara itu, warganet lain yang bernama
Indrika menceritakan pengalaman pahitnya, “Modal Rp200 juta saya ludes dalam
sebulan. Manis di awal tapi zonk di
belakang.”
Berdasarkan data
yang disampaikan oleh Satgas Waspada Investasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
praktik-praktik investasi bodong telah merugikan masyarakat Indonesia hingga
Rp117,4 triliun dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
Sebagai ilustrasi, apabila uang tersebut
dibagikan secara merata kepada 270 juta penduduk Indonesia, maka setiap orang
akan mendapatkan sekitar Rp435 ribu.
Menyikapi investasi bodong yang tengah marak
belakangan ini, Bibit.id, aplikasi investasi reksa dana dan surat berharga
negara (SBN) untuk pemula, mengajak masyarakat Indonesia untuk hanya
berinvestasi di platform yang telah berizin dan diawasi oleh regulator di
sektor jasa keuangan, misalnya OJK.
Selain itu, Bibit juga mengajak masyarakat
untuk mengambil keputusan investasi secara bijaksana dan tidak trauma terhadap
investasi.
“Seperti kata peribahasa, kita tangkap
tikusnya, tapi jangan bakar lumbungnya. Pertama-tama, kami ingin menyampaikan
rasa terima kasih kepada aparat penegak hukum yang bekerja tanpa lelah untuk
memberantas investasi bodong di tengah masyarakat. Kedua, kami ingin
menyampaikan bahwa kami berdiri bersama para korban investasi bodong. Menjadi
korban bisa jadi sangat menyakitkan, namun itu bukanlah sesuatu yang memalukan,”
kata William, Lead PR & Communication, Bibit.id.
“Kami
percaya bahwa setiap orang, terlepas dari latar belakangnya, berhak atas masa
depan keuangan yang lebih baik melalui cara-cara investasi yang benar di pasar
modal,” kata William lagi.
William mengatakan, salah satu cara yang
Bibit lakukan untuk mengingatkan masyarakat akan bahayanya investasi bodong
adalah lewat upaya edukasi. Selama tahun 2021, Bibit menyelenggarakan lebih
dari 80 sesi edukasi kepada masyarakat.
Di tahun 2022, lanjut William, upaya-upaya
edukasi juga akan terus ditingkatkan agar masyarakat kian menyadari bahwa
konsistensi merupakan kunci utama tercapainya tujuan keuangan. “Bibit juga menyediakan live customer support 24/7 agar setiap
pengguna yang ingin bertanya dan mengkonfirmasi investasi yang mencatut nama Bibit
dapat dilayani dengan baik,” paparnya.
“Kami mengajak seluruh masyarakat Indonesia,
baik yang baru pertama kali berinvestasi, investor yang pernah menjadi korban
investasi bodong maupun investor yang belum pernah berinvestasi di pasar modal untuk
mulai berinvestasi reksa dana dan surat berharga negara di Bibit, platform
investasi yang berizin dan diawasi oleh OJK serta dipercaya oleh lebih dari
tiga juta pengguna di lebih dari 500 kota di Indonesia,” tutup William.