Moneter.id – CEO IYKRA, Fajar Jaman menyatakan Indonesia masih memiliki
banyak tantangan untuk mencapai data yang berdaulat. Terlebih lagi di era
digital, data diri bagi industri 4.0 menjadi roh bagi teknologi kecerdasan
buatan (artificial intelligence/AI).
“Untuk mewujudkan data yang berdaulat harus didukung dari sisi infrastruktur, regulasi,
dan sumber daya manusianya,” kata Fajar dalam Seminar “Data Democracy Day”
dengan tema Mempersiapkan Kedaulatan Data dari Aspek Regulasi dan SDM di
Jakarta, Kamis (26/9).
Regulasi, kata Fajar, sangat diperlukan untuk memperjelas
kepemilikan dan pemanfaatan data, khususnya data privasi.
“Tanpa regulasi, kita kehilangan peluang sosial ekonomi,
bahkan keamanan negara terancam, karena data pribadi merupakan komoditas bisnis
dan kerahasiaan warga negara,” papar Fajar.
Selain regulasi dan infrastruktur teknologi, Fajar
mengingatkan, hal yang tak kalah pentingnya lagi adalah sumber daya manusia
yang memiliki kapabilitas terhadap teknologi baru.
Head of
Enterprise Data Management
Bank Mandiri, Billie Setiawan mengungkapkan, potensi integrasi data di era
digital.
Misalnya, sebut Billie, dengan adanya digital footprint data bisa menjadi key contributor bagi economy value creation, terlebih lagi
jika digabungkan dengan data internal yang dipunyai suatu organisasi.
“Dengan menggabungkan kedua data tersebut, dapat
memberikan insight yang sangat
berguna untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan nasabah serta meningkatkan
kepuasan nasabah, untuk itu Bank Mandiri memiliki divisi khusus, Enterprise Data Management, yang
mewadahi inisiatif strategis berbasiskan data untuk memberikan nilai lebih bagi
masyarakat Indonesia,” tutur Billie.
Sementara itu, Direktur Astra Financial, Handoko Liem
sependapat bahwa manfaat data bagi perusahaan sangatlah penting. Bahkan, kata
Handoko, sejak 1982 Astra telah aktif menggunakan data untuk operasional
bisnis pengembangan dan penerapan Astra
Management System (AMS).
“Di Astra Financial sendiri kami memanfaatkan data dalam banyak hal,
seperti meningkatkan kualitas mitigasi risiko mulai dari credit scoring, collection
scoring, anti fraud dan
sebagainya, juga penyusunan berbagai kebijakan. Ini semua tentunya untuk lebih
memahami kebutuhan customer and partners
sehingga kami dapat memberikan pelayanan terbaik,” ucap Handoko.
“Sebagai sub-holding
company, Astra Financial sangat mendukung adanya movement semacam ini. Data Democracy tentunya mampu mengasah
sumber daya manusia yang ada untuk mendukung bisnis Astra Financial pada
khususnya dan korporasi pada umumnya, juga menjadi titik temu bagi pemerintah,
praktisi, corporate, untuk berkolaborasi dan menciptakan ekosistem data yang
sehat untuk kemajuan Indonesia,” tandas Handoko Liem.
Sebagai informasi, Data Democracy Day merupakan inisiasi
IYKRA dengan dukungan Sekretariat Negara, Kantor Staf Presiden (KSP), Astra Financial, Bank Mandiri, dan Cloudera.
Tujuan kegiatan ini untuk mempersiapkan kedaulatan data
Indonesia dari aspek regulasi dan sumber daya manusia, melalui sinergi antar stakeholder, menciptakan bibit unggul
talenta digital, merancang regulasi data privasi yang jelas.
Data Democracy Day melibatkan unsur pemerintah, Swasta,
dan Data Enthusiast. Selain ada serangkaian diskusi, juga digelar sesi job fair yang melibatkan beberapa mitra
perusahaan. Perusahaan mitra diberikan waktu melakukan proses recruitment pada
acara Data Democracy Day.
IYKRA adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang
edukasi dan teknologi yang mengambil peran dalam mewujudkan kedaulatan data di
Indonesia melalui program training, talent sourcing, konsultansi dan
implementasi.
IYKRA telah berhasil membangun kapabilitas data di
perusahaan ternama seperti BCA, Mandiri, Telkomsel, Astra International, XL
Axiata, Home Credit Indonesia, dan masih banyak lagi.