Moneter.id – PT Jasa
Raharja (Persero) telah menyerahkan santunan kepada korban kecelakaan sebesar
Rp614,41 miliar sepanjang triwulan I/2019. Angka ini meningkat 5,5% dibanding
periode sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp582,11 miliar.
“Korban
yang kita berikan santunan adalah baik yang kecelakaan luka maupun meninggal di
darat, laut maupun udara yang tersebar di seluruh daerah,” kata Direktur
Utama PT Jasa Raharja (Persero) Budi Rahardjo Slamet di Jakarta, Selasa (23/04).
Budi menjelaskan,
dari sejumlah santunan kepada korban terbanyak
atau sekitar 70% dialami kecelakaan darat, terutama kecelakaan bus.
“Saat
ini, jumlah kecelakaan di Indonesia masih cukup tinggi dengan angka kematian
sekitar 4-6 orang per jam. Dari catatan yang diperoleh setiap tahun jumlah
korban meninggal rata-rata 24.000 orang dan korban luka rata-rata 100.000
orang,” paparnya.
Selama
2018, perusahaan memberikan santunan kepada keluarga meninggal sebesar Rp1,41
triliun dan untuk korban luka-luka sebesar Rp1,16 triliun.
Dikatakan,
orientasi perusahaan dalam menangani korban kecelakaan sudah berbeda dengan
tahun-tahun sebelumnya, yaitu kalau dahulu perusahaan bersikap pasif menunggu
laporan kecelakaan dari ahli waris, namun sekarang perusahaan aktif menjemput
lokasi kecelakaan dan menanyakan keluarga atau ahli waris korban.
“Jadi
sekarang kantor Jasa Raharja banyak yang sepi, karena karyawannya banyak yang
berkeliaran mendatangi lokasi kecelakaan atau rumah sakit. Kalau kantor Jasa
Raharja ramai justru itu menunjukkan kinerja yang tidak baik,” kata Budi.
Untuk
itu, katanya lebih lanjut, semua karyawan perusahaan dibekali oleh perangkat
teknologi yang canggih untuk bisa mengetahui dan berkomunikasi dengan
pihak-pihak yang berkepentingan.
Jasa
Raharja harus tanggap dengan perkembangan sektor teknologi yang begitu pesat
dan saat ini tren teknologi telah mengarah pada transportasi daring, big data,
dan pembayaran elektronik.
“Jika
tidak mau tergilas dengan kemajuan zaman, maka perusahaan harus bisa menyesuaikan.
Tren ekonomi kini juga telah berubah. Saat ini banyak bermunculan start up baru. Kemudian, banyak pula
model bisnis yang berbasis kemitraan,” katanya.